Siapkan Capex US$ 5 Miliar, Pertamina Akan Lebih Ekspansif pada 2015
KATADATA ? PT Pertamina (Persero) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan sebesar US$ 5 miliar. Anggaran tersebut akan dipakai untuk membiayai proyek-proyek di sektor hulu dan hilir.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, sumber pendanaan untuk belanja modal tersebut berasal dari penerbitan obligasi serta dividen yang seharusnya diserahkan ke pemerintah.
Beberapa proyek yang akan digarap Pertamina antara lain, modernisasi dan peningkatan kapasitas lima kilang milik Pertamina. Kemudian, meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) dan menambah stok BBM dari 18 hari menjadi 30 hari serta untuk membiayai akuisisi blok migas.
?Kami akan memperkuat hulu, akan fight untuk mendapatkan pengelolaan blok-blok yang habis kontraknya, termasuk Blok Mahakam,? kata Dwi di Jakarta, Senin (8/12).
Pertamina berencana meningkatkan kapasitas empat kilang pengolahan minyak di Cilacap, Balongan, Dumai, dan Balikpapan. Saat ini, Pertamina tengah menggandeng empat investor asing, yakni PTT Thailand, Saudi Aramco, Sinopec dan JX Nippon.
Proyek penting lainnya yang akan dimulai tahun depan adalah pembangunan sejumlah kilang penyimpanan. Pertamina berencana meningkatkan kapasitas hingga 6 juta kilo liter untuk memastikan ketersediaan minyak nasional.
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, besaran dana capex masih menunggu pembahasan dengan komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perseroan akan mencari pendanaan yang tidak memberatkan korporasi.
Menurut dia, dengan mengalihkan setoran dividen kepada pemerintah, Pertamina bisa lebih leluasa untuk berinvestasi. Di antara perusahaan migas lainnya, belanja modal Pertamina lebih kecil. Selama ini, Pertamina menyetor dividen sekitar 30 persen-35 persen dari laba bersih.
?Kami akan sedikit dapat peluang bergerak jika kita memiliki ekuitas yang cukup untuk lakukan investasi,? tutur dia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno membantah adanya rencana privatisasi Pertamina. Pemerintah hanya mendorong agar perusahaan migas pelat merah itu untuk lebih transparan dalam pelaporan. Ini sekaligus mendorong agar Pertamina bisa menjadi perusahaan dengan standar global.
?Untuk itu diusulkan agar Pertamina menerbitkan obligasi yang listed di New York atau Indonesia. Ini untuk mendorong Pertamina punya standar perusahaan minyak dunia,? kata dia.