Jepang Akan Jadikan Indonesia Basis Produksi Otomotif
KATADATA ? Beberapa produsen otomotif asal Jepang berencana menjadikan Indonesia sebagai basis produksi terbesarnya. Untuk mendukung rencana ini beberapa diantaranya Mitsubishi Motor Corporation, Yamaha Corporation, dan Toyota Corporation telah menyatakan untuk meningkatkan investasinya.
"Yamaha dan Mitsubishi akan invest di Indonesia, dan Indonesia akan jadi basis penting buat produksi mereka untuk melayani pasar domestik dan ekspor," ujar Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, kepada Katadata, Senin (23/3).
Menurut dia saat ini banyak perusahaan otomotif Jepang masih memfokuskan produksinya di Thailand. Sementara negara tersebut dipandang cukup berisiko akibat situasi politik dan potensi banjir, seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu. Hal ini salah satunya yang menjadi alasan Yamaha dan Mitsubishi merelokasi pabriknya ke Indonesia.
Rencananya Mitshubishi akan memperbesar produksi kendaraan penumpangnya di Indonesia. Selama ini pabrik Mitsubishi di Indonesia masih fokus pada produksi kendaraan niaga, untuk dijual di dalam negeri dan ekspor.
Investasi ini akan dilakukan melalkui agen tunggal pemegang merek Mitsubishi, PT Kramayudha Tiga Berlian Motors. Pabrik baru senilai US$ 600 juta tersebut akan dibangun di kawasan industri Deltamas, Cikarang, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi per tahunnya mencapai 80.000 unit. Dari jumlah tersebut, sekitar 60.000 unit akan diekspor, khususnya di kawasan ASEAN, dan sisanya dijual di dalam negeri.
Pabrik baru ini akan memproduksi tiga model, yakni kendaraan serbaguna kelas bawah (low multipurpose vehicle/LMPV), mobil komersial L300 dan T120SS. Untuk memproduksinya, Kramayudha akan menambah sekitar 3.000 orang tenaga kerja.
Sementara Wakil Presiden Direktur Yamaha Kencana Motor Indonesia Dyonisius Beti belum bisa memberikan informasi terkait tambahan investasi yang akan dilakukan Yamaha di Indonesia. Pertengahan tahun lalu, Yamaha baru mulai mengoperasikan pabrik motor 250 cc. Investasi senilai Rp 1 triliun ini sudah dilakukan tiga tahun sebelumnya.