Presiden Jokowi Resmikan Program Listrik 35.000 Megawatt
KATADATA ? Pemerintah hari ini resmi meluncurkan program 35.000 megawatt (MW) untuk Indonesia. Peluncuran program ini akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pantai Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam peluncuran program ini, Presiden juga meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) tiga proyek pembangkit di Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Tiga proyek pembangkit ini berkapasitas 750 MW, yang termasuk dalam program tersebut.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan program ini merupakan terobosan di sektor ketenagalistrikan, yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia. Program 35.000 MW ini merupakan salah satu program unggulan dalam rangka mencapai salah satu sasaran Nawacita, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis khususnya kedaulatan energi," kata dia dalam keterangan resminya, Senin (4/5).
Menurut dia, peluncuran program ini juga merupakan komitmen pemerintah dalam menjawab permasalahan bangsa dan negara, untuk menciptakan kedaulatan energi. Komitmen 35.000 MW sudah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2015-2024 yang telah disahkan dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 0074K/21/MEM/2015.
Dalam RUPTL tersebut ada 109 proyek Program 35.000 MW di seluruh Indonesia. Sebanyak 35 proyek berkapasitas 10.000 MW akan ditangani langsung PLN. Sementara sisianya sebanya 74 proyek berkapasitas 25.000 MW mengundang partisipasi swasta sebanyak 74 proyek.
Menurut Sudirman Said, kebutuhan listrik hingga 2019 diprediksi meningkat sekitar 8,7 persen per tahun. Bahkan, saat ini belum semua rumah tangga di Indonesia bisa mendapat akses listrik. Baru sekitar 84 persen rumah tangga di Indonesia yang terjangkau listrik.
Untuk mengejar pertumbuhan konsumsi dan bisa mengaliri listrik ke seluruh rumah tangga, Indonesia membutuhkan tambahan listrik sekitar 35.000 MW. Tambahan ini di luar proyek pembangkit 7.000 MW yang saat ini sedang dibangun.
"Angka ini bukan ambisius tapi basic-nya adalah pertumbuhan ekonomi 5-6 persen per tahun yang turut dipertimbangkan. Rata-rata tambahan kapasitas tahunan yang dibutuhkan sekitar 7.000 MW per tahun," ujar dia.
Dalam peluncuran program ini juga akan dilaksanakan penandatanganan Power Purchased Agreement (PPA) dan Head of Agreement (HoA) dan peletakan batu pertama (Groundbreaking) beberapa proyek pembangkit, yaitu:
- Penandatanganan PPA PLTB Samas (50 MW), yang berlokasi di Bantul, DIY.
- Penandatanganan HoA PLTB Sidrap (75 MW), yang berlokasi di Sulawesi Selatan.
- Penandatanganan PPA PLTA Kendari (2x25 MW), yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.
- Penandatanganan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) PLTU Grati (450 MW), yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur.
- Groundbreaking PLTA Jatigede (2x55 MW), yang berlokasi di Sumedang, Jawa Barat.
- Groundbreaking PLTU Takalar (2x100 MW), yang berlokasi di Sulawesi Selatan.
- Groundbreaking PLTU Pangkalan Susu unit 3 dan 4 (2x220 MW), yang berlokasi di Sumatera Utara.