Bank BUMN Tak Istimewakan Cina untuk Garap Proyek yang Dibiayainya

Aria W. Yudhistira
30 September 2015, 11:00
Katadata
KATADATA
Pemancangan tiang pertama proyek kereta ringan (LRT) di kawasan Cibubur beberapa waktu lalu.

KATADATA ? Cina tidak lantas mendapatkan hak istimewa untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai oleh perbankan badan usaha milik negara (BUMN). Meskipun tiga bank pelat merah telah mendapatkan pinjaman senilai US$ 3 miliar dari China Development Bank (CDB).

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tidak ada komitmen yang mengikat ketika mengerjakan proyek-proyek infrastruktur mesti melibatkan perusahaan asal negeri panda. Makanya dari porsi pinjaman untuk masing-masing bank sebesar US$ 1 miliar tersebut, sekitar 30 persennya menggunakan mata uang renminbi.

?Jadi kami negosiasikan agar mereka tidak membawa kontraktor dan komponen Cina, tapi ya kami kasihlah (30 persen) dalam renminbi,? kata Budi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/9).

Budi menjelaskan, pinjaman dari CBD tersebut akan dibiayai untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur di tanah air. Ini lantaran ketersediaan dana perbankan saat ini masih rendah dibandingkan kebutuhan pembiayaan infrastruktur dari swasta dan BUMN yang mencapai Rp 2.750 triliun atau US$ 187 miliar. (Baca: Soal Pinjaman Cina, Tiga Bank BUMN Klarifikasi ke DPR)

Dari porsi tersebut, perbankan biasanya menanggung 70 persen, atau sekitar US$ 130 miliar. Namun, likuiditas perbankan Indonesia saat ini hanya mencapai US$ 27 miliar, sehingga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini yang membuat bank mengambil pinjaman CDB tersebut.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...