Pertamina Jajaki Tambah Blok Migas di Aljazair
KATADATA - PT Pertamina (Persero) terus mengepakkan sayap bisnisnya ke luar negeri. Perusahaan minyak dan gas bumi milik negara ini (BUMN) menjajaki peluang menambah blok migas yang dikelolanya di Aljazair pada tahun depan.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan peluang tersebut terbuka lebar karena banyak perusahaan migas yang bangkrut seiring anjloknya harga minyak dunia. Dengan begitu, Pertamina bisa membeli aset atau perusahaan migas yang bangkrut tersebut. “Banyak aset dan perusahaan yang distress sehingga kesulitan keuangan,” katanya di Jakarta, Kamis (10/12).
Namun, dia masih enggan menyebutkan blok migas di Aljazair yang tengah diincar Pertamina. Yang jelas, incarannya itu adalah blok migas yang telah terbukti cadangannya dan dikelola oleh perusahaan lokal di sana, yaitu Sonatrach. Jadi, Pertamina bisa menggandeng Sonatrach untuk mengembangkan blok tersebut. Untuk mewujudkan rencana itu, Pertamina menyiapkan dana yang besar dan mengantongi restu dari pemegang saham.
Menurut Syamsu, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng terus mendorong agar Pertamina mengakuisisi banyak blok migas di luar negeri. Pertimbangannya, produksi blok migas di dalam negeri terus menurun. Sementara itu Pertamina menargetkan produksi minyak sampai 2025 mencapai 500 ribu barel per hari.
Selain itu, pemerintah turut mendukung upaya Pertamina melakukan ekspansi di luar negeri. Syamsu mengungkapkan, Presiden Joko Widodo diagendakan berkunjung ke Aljazair tahun depan. Salah satu agenda lawatan tersebut tentu saja kerjasama ekonomi di antara dua negara. Salah satu buktinya, PT Pertamina International EP telah melakukan pembahasan dengan Duta Besar Aljazair untuk Indonesia terkait kerjasama tersebut. “Tim kecil sudah ada pertemuan dengan pihak Aljazair,” ujar Syamsu.
Sekadar informasi, Pertamina pertama kali melakukan kegiatan hulu migas di Aljazair dengan mengakuisi 65 persen saham milik ConocoPhillips Algeria Limited (COPAL) di Blok 405a pada 2013. Blok ini memiliki tiga lapangan minyak utama, yaitu MenzelLejmatNorth (MLN), Ourhoud, dan EMK. Pertamina akan memiliki 65 persen saham partisipasi dan bertindak selaku operator di lapangan MLN dan masing-masing 3,7 persen dan 16,9 persen di lapangan Ourhoud dan EMK.
Sejak penandatanganan kesepakatan tersebut, lapangan EMK telah sukses memulai produksinya. Saat ini Pertamina juga sudah mendapatkan persetujuan revisi pengembangan wilayah atau Revise Development Plan (RDP). Revisi ini terkait perkembangan harga minyak mentah dan rencana pengembangan bisnis.