"Jim Bob", Bos Besar Freeport Mundur
KATADATA - Belum reda heboh kasus kongkalikong perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia yang berujung mundurnya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto, muncul kabar baru dari perusahaan tambang multinasional asal Amerika Serikat (AS) tersebut. James Moffett, Chairman Freeport-McMoran Inc., induk usaha Freeport Indonesia, juga mengundurkan diri. Ia turut mundur dari jajaran Dewan Direksi Freeport.
Keputusan itu diambil setelah melalui pertimbangan matang, bahwa perubahan posisi chairman akan bermanfaat baik bagi perusahaan dan pemegang saham. "Moffett dan dewan direksi mencapai kesepakatan bersama bahwa dia mengundurkan diri," kata Jurubicara Freeport dalam surat elektroniknya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/12). Kemarin, harga saham berkode FCX di bursa saham New York ini langsung anjlok sekitar 9 persen menjadi US$ 6,86 per saham pasca pengumuman Freeport tersebut.
(Baca: Transkrip Rekaman Lengkap Kongkalikong Lobi Freeport)
Keputusan pengunduran diri itu diduga terkait dengan tekanan dari pemegang saham baru Freeport, yaitu Carl Icahn. Konglomerat AS yang memiliki banyak saham di beragam bisnis tersebut telah mengempit 8,8 persen saham Freeport sejak 22 September lalu. Icahn pun kerap mengkritik kebijakan Freeport dari sisi pengeluaran, mulai dari struktur permodalam hingga gaji para eksekutifnya di tengah tren anjloknya harga komoditas.
Pada Oktober lalu, Icahn dan Freeport mencapai kesepakatan untuk membatasi jumlah anggota dewan direksi. Freeport akan mengurangi jumlah direksi dari 16 orang menjadi 9 orang dan memisahkan lini bisnis minyak dan gas bumi dari bisnis inti yaitu pertambangan.
Pada 2013, Freeport memang mulai merambah sektor migas dengan mengakuisisi Plains Exploration dan McMoRan Exploration senilai US$ 9 miliar. Namun, keputusan itu berdampak buruk bagi perusahaan di tengah tren anjloknya harga minyak dunia. Ivan Feinseth, analis Tigress Financial Partners, mencatat sejak Moffett yang akbar disapa Jim Bob ini menjadi Chairman Freeport, harga saham perusahaan terus merosot dari US$ 60 menjadi US$ 7 per saham. “Dan harga saham masih US$ 60 ketika perusahaan memutuskan diversifikasi usaha dari bisnis pertambangan ke minyak. Jadi itu merupakan keputusan buruk,” tukasnya.
Sebagai pengganti Moffett, Freeport menunjuk Gerald Ford menjadi Non-Executive Chairman. Sebelumnya, Ford menjabat Direktur Independen Freeport sejak 2013. Adapun Moffett selanjutnya menduduki posisi Chairman Emeritus, yang akan menjadi konsultan dewan direksi dan penasihat perusahaan khusus untuk operasional Freeport di Indonesia. Upahnya sebagai konsultan sebesar US$ 1,5 juta per tahun.
Moffett yang menjadi Chairman Freeport sejak tahun 1984, memang berperan penting dalam mengembangkan tambang emas dan tembaga Grasberg milik Freeport di Papua. Grasberg merupakan salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia, yang berkontribusi paling besar terhadap pendapatan Freeport.
Dalam setahun terakhir, Moffett pun berkali-kali mengunjungi Indonesia untuk menemui para petinggi di negara ini. Tujuannya untuk mengupayakan perpanjangan kontrak karya Freeport yang akan berakhir tahun 2021. Padahal, berdasarkan undang-undang, pembahasan perpanjangan kontrak baru bisa dilakukan minimal dua tahun sebelum masa kontrak itu berakhir.
Nama “Jim Bob” juga sempat disebut-sebut dalam rekaman percakapan antara Setya Novanto bersama pengusaha minyak M. Riza Chalid dan Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Dalam rekaman percakapan yang berlangsung awal Juni lalu itu, ketiga pihak tersebut diduga tengah membahas skenario perpanjangan kontrak Freeport dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta iming-iming imbalan saham dan proyek pembangkit listrik.