Bertemu Jokowi, Pengusaha Korea Siap Investasi Rp 250 Triliun
Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Korea Selatan mendapat sambutan baik dari para pelaku usaha negara tersebut. Hari kedua Jokowi di Negeri Ginseng tersebut disuguhkan dengan kesepakatan bisnis senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun.
Kesepakatan bisnis ini diumumkan oleh perusahaan-perusahaan Korea Selatan, saat Jokowi menghadiri Working Lunch di Akhena Garden, Lotte Hotel, Soul, Korea Selatan. Sebanyak 20 perusahaan hadir, diantaranya KOGAS, LG International, CJ Group, KEPCO, serta perusahaan lain yang bergerak di bidang garmen, energi terbarukan, farmasi, ban, dan lain-lain.
Dalam jamuan makan siang ini, Jokowi meyakinkan para pengusaha Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia. Pemerintah pun akan terus memperbaiki iklim investasi. "Saya akan terus mereformasi, saya akan terus menyederhanakan perizinan, saya akan membuat perekonomian Indonesia menjadi lebih terbuka," kata Jokowi dalam keterangan resminya, Senin (16/5). (Baca: Perusahaan Korea Garap Pabrik Tekstil dan Sepatu)
Menurut Jokowi, salah satu hal yang sangat mencolok dari pertemuan tersebut adalah adanya komitmen kuat dari pelaku bisnis di Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia. Sebagian dari investor tersebut bahkan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ekspor. Para investor menyampaikan bahwa mereka sangat senang mempekerjakan tenaga kerja Indonesia. Mereka menilai orang Indonesia adalah pekerja keras dan sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya.
Pertemuan ini pun menghasilkan kesepakatan bisnis senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun (dengan asumsi US$ 1 = Rp 13.900). Tujuh perusahaan Korea Selatan menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia dengan total nilai US$ 15,8 miliar. Kemudian ada juga empat kerjasama bisnis perusahaan Korea dengan perusahaan Indonesia senilai US$ 2,2 miliar.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan kesepakatan bisnis ini menunjukkan kepercayaan investor Korea Selatan terhadap iklim investasi di Indonesia. Menurutnya pengusaha Korea sangat serius merealisasikan investasi ini. (Baca: Kunjungi Eropa, Jokowi Kantongi Perjanjian Bisnis Rp 270 Triliun)
“Presiden Jokowi menekankan adanya tindak lanjut untuk memastikan agar kesepakatan bisnis yang ditandatangani dapat terealisasi. BKPM dan KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Seoul akan mengawal kesepakatan bisnis ini dapat terealisasi,” ujar Franky dalam keterangan resmi kepada media, Senin (16/5).
Berikut rincian komitmen investasi dan kesepakatan bisnis yang diumumkan di Seoul, Korea Selatan, hari ini (16/5).
Tujuh perusahaan Korea Selatan yang mengumumkan komitmen investasi:
- KOGAS untuk pembangunan infrastruktur gas senilai US$ 10 miliar (Sudah termasuk MoU Kogas dengan PDPDE Sumatera Selatan senilai US$ 600juta).
- Lotte Chemical untuk investasi petrokimia senilai US$ 4 miliar.
- CJ Group: komitmen investasi di sektor industri pakan ternak dan perfilman senilai US$ 2,1 miliar;
- Komipo dan PT Mega Bali Energi untuk proyek waste to energy dengan nilai investasi US$ 140 juta;
- Daewoong Pharmaceutical: komitmen investasi di sektor industri bahan baku bio farmasi senilai US$ 100 juta;
- Parkland: komitmen investasi untuk industri sepatu dengan nilai investasi US$ 83,5 juta;
- Posco: industri baja tahap II untuk peningkatan produksi hingga 10 juta ton.
Empat penandatangan nota kesepahaman (MoU) investasi perusahaan Korea Selatan dengan Indonesia:
- KOGAS dan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) Sumatera Selatan, untuk pembangunan jalur gas dari Tanjung Api-Api ke Pulau Bangka sebesar US$ 600 juta.
- KORBI dan PT Coffindo untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya senilai US$ 100 juta.
- Komipo, POSCO Engineering, dan PT Sulindo Putra Timur, untuk proyek hydro power di Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi US$ 230 juta.
- Komipo, Samtan, PT Indika Multi Energi Internasional, dan Marubeni, untuk perluasan ketiga pembangkit listrik di Cirebon dengan nilai investasi US$ 1,27 miliar.