Pertamina Siap Beli Saham Milik Publik PGN
PT Pertamina (Persero) siap membeli saham milik publik yang ada di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Hal ini dilakukan untuk memuluskan proses pembentukan induk usaha atau holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan proses holding dengan PGN memang bisa mempengaruhi persepsi para pemegang sahamnya. Tapi, perusahaan gas tersebut tidak perlu khawatir dengan kebijakan tersebut. “Kalau ada persepsi negatif sehingga pemegang saham publik melepas sahamnya, kami akan beli,” kata dia akhir pekan lalu. (Baca: Sebagai Holding, Pertamina Belum Tentu Jadi Badan Penyangga Gas)
Mengenai dana yang dibutuhkan untuk melakukan pembelian saham publik tersebut, Dwi masih belum bisa menyebutkan. Yang jelas, jika memang Pertamina harus membeli saham tersebut maka akan ada pembicaraan dengan PGN mengenai harganya. Harga tersebut tergantung kesepakatan antara Pertamina dengan PGN.
Saat ini 43 saham PGN dimiliki oleh publik, dan sisanya pemerintah. Jika mengacu nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 62,18 triliun, maka nilai kepemilikan saham publik tersebut sekitar Rp 26,73 triliun.
Dwi berharap dengan keputusan tersebut, proses pembentukan hoding ini dapat berjalan mulus. Jika holding migas berjalan lancar maka perusahaan akan dengan mudah memutuskan langkah-langkah strategis. Apalagi Pertamina harus bersaing dengan BUMN negara lain atau perusahaan swasta lainnya. (Baca: Jadi Holding BUMN, Pertamina Harus Setor Dividen Lebih Besar)
Untuk meningkatkan daya saing, Kementerian BUMN memang sudah telah menunjuk Pertamina sebagai induk usaha BUMN, sementara PGN akan menjadi anak usahanya. Nantinya 57 persen saham PGN yang dimiliki pemerintah akan dialihkan kepada Pertamina melalui skema inbreng. PGN juga akan mengakuisisi anak usaha Pertamina yang bergerak di sektor gas yakni Pertagas.
Pertamina mengklaim dengan mengakuisisi PGN maka aset perusahaan tersebut akan meningkat menjadi US$ 52 miliar atau sekitar Rp 684,8 triliun. Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro mengatakan setelah mengakuisisi PGN, aset Pertamina bertambah sebesar US$ 7,5 miliar (sekitar Rp 100 triliun) dari total aset sekarang US$ 45,5 miliar.
Sementara Direktur Utama PGN Hendi Priyo Santoso pernah mengatakan PGN akan mengikuti semua keputusan Pemerintah dalam proses pembentukan holding. Bahkan PGN akan melakukan rangkaian lawatan untuk mensosialisasikan rencana holding tersebut. Ini dilakukan agar rencana holding diketahui oleh pemilik saham publik. (Baca: Masuk Holding BUMN, PGN Akan Mengakuisisi Pertagas)
Menurut Hendi dengan PGN mengakuisisi Pertagas, duplikasi investasi gas, terutama dalam pembangunan infrastruktur dapat terhindari. Sehingga kompetisi yang tidak perlu bisa dihilangkan. “Mudah-mudahan momentum percepatan infrastruktur gas nasional lebih cepat di masa depan,” ujar dia beberapa hari lalu.