Mendapat Tekanan, Target Harga Minyak dan Lifting 2017 Turun

Desy Setyowati
13 Juli 2016, 18:57
Rig Minyak
Katadata

Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah, hari ini, menyepakati harga minyak mentah Indonesia, Indonesian Crude Price (ICP), sebesar US$ 40 - 50 per barel. Angka tersebut akan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017.

Dengan keputusan tersebut, asumsi level ICP telah berubah beberapa kali. Misalnya, pada RAPBN 2017 yang disodorkan pada pertengahan Mei lalu, pemerintah mematok harga ICP hanya US$ 35 - 45 per barel. Ketika itu, harga minyak mentah dunia memang masih terperosok cukup dalam, sempat di bawah US$ 30 per barel pada awal 2016. (Baca: Beda dengan Harga Minyak Dunia, ICP Juni Turun Jadi US$ 44,5).

Namun dalam rapat kerja antara pemerintah dan Komisi Energi DPR sebelum libur Lebaran lalu, nilainya dipatok melonjak ke US$ 45 - 55 per barel. Asumsi ini berubah di Banggar dengan menimbang berbagai tantangan pada tahun depan. Harga minyak Indonesia ditetapkan lebih rendah dari kesepakatan di Komisi. “Disepakati ICP sebesar US$ 40 - 50 per barel,” kata Ketua Banggar Kahar Muzakir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 13 Juli 2016.

Pada kesempatan itu, Banggar juga menetapkan produksi minyak siap jual (lifting) sebesar 750 - 790 ribu barel per hari. Seperti halnya harga minyak, angka ini pun mengalami “fluktuasi” beberapa kali. Dalam, RAPBN 2017 yang disodorkan pada pertengahan Mei 2016, pemerintah memperkirakan lifting minyak 740 - 760 ribu barel per hari.  

Target tersebut lalu diubah lebih tinggi dalam raker di Komisi Energi pada akhir bulan lalu, yakni 760 - 800 ribu barel per hari. Rupanya, dengan lonjakan ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menghitung tak sanggup memenuhinya. (Baca: Menurun, Target Lifting Minyak 2017 Cuma 760 Ribu-800 Ribu Barel).

Wakil Ketua SKK Migas M. Zikrullah mengatakan bahwa target lifting minyak 800 ribu barel per hari sulit dicapai. Alasannya, ada beberapa program kerja pada 2016 yang tertunda sehingga baru terlaksana di tahun depan. Misalnya, pemboran sumur ataupun eksplorasi.

Pada 2017, ada enam plan of development (POD) lapangan miyak yang mulai berproduksi (on streaming). Sayangnya, itu baru akan terjadi di kuartal kedua dan ketiga, sehingga target 800 ribu barel per hari sulit dicapai.

“Angka 800 ribu barel per hari akan sulit dicapai. Maka kami usul di bawah 800 ribu barel per hari untuk batas atas dan di batas bawah kami mohon pertimbangkan over lap di 750 ribu barel per hari,” ujar Zikrullah. (Baca juga: Harga Minyak Naik, Pemerintah Cuma Pangkas Belanja Rp 12,8 Triliun).

Sementara itu, lifting gas diputuskan sebesar 1,1 - 1,2 juta barel setara minyak per hari. Angka ini pun lebih tinggi dari usulan awal pemerintah 1,05- 1,15 juta barel setara minyak per hari, namun lebih rendah dibandingkan kesepakatan di Komisi Energi sebesar 1,15 - 1,5 barel setara minyak per hari.

Menurut Zikrullah, target sebesar 1,5 juta barel setara minyak per hari sulit dicapai. Tahun depan, blok gas yang siap berproduksi hanya yang dikelola oleh kontraktor asal Italia, Eni Muara Bakau BV. Itu pun baru terasa di  triwulan kedua 2017. Karenanya, yang memungkinkan hanya 1,1 - 1,2 juta barel setara minyak per hari.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...