Konsumsi Industri Topang Kenaikan Penjualan Listrik Semester I
Penjualan listrik pada paruh pertama tahun ini tumbuh 7,82 persen dibandingkan periode sama 2015. Pertumbuhan itu ditopang oleh kenaikan konsumsi seksot industri meskipun kondisi ekonomi saat ini masih lemah.
Senior Manager Public Relations PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Agung Murdifi mengatakan, penjualan listrik pada periode Januari-Juni 2016 sebesar 105,96 Tera Watt hour (TWh), meningkat dibandingkan periode Januari-Juni 2015 yang berkisar 98,27 TWh. Sedangkan penjualan listrik pada Juni 206 tercatat 17,95 TWh atau naik 6,36 persen dibandingkan Juni tahun lalu.
Ia menyebut, kenaikan penjualan listrik ini dipicu oleh konsumsi sektor industri. PLN mencatat, sampai Juni lalu, pertumbuhan penjualan listrik di sektor industri mencapai 5,91 persen dibandingkan periode sama 2015. Itu merupakan pertumbuhan terbaik yang pernah dicapai dalam 2,5 tahun terakhir, khususnya pertumbuhan penjualan untuk pelanggan golongan tarif Industri Besar (I4).
“Penjualan di sektor industri ini cukup menggembirakan di segmen industri skala besar, namun pertumbuhannya masih belum pulih bila dibandingkan penjualan tahun 2014,” ujar Agung di Jakarta, Kamis (28/7). (Baca: Menteri Rini "Bela" Kinerja Bos PLN dari Kritikan Menteri ESDM)
Pertumbuhan konsumsi industri besar selama enam bulan pertama 2016 mencapai 12,98 persen, jauh lebih besar dibandingkan pertumbuhan Januari-Mei 2016 yaitu sebesar 11,25 persen. Ada sekitar 44 industri besar atau sekitar 54 persen dari total 81 industri besar yang mencatat kenaikan konsumsi listrik. Industri itu termasuk peserta program promo LWBP (Luar Waktu Beban Puncak) atau diskon tarif 30 persen di pemakaian jam 23.00-08.00.
Sementara itu, pertumbuhan Industri Sedang (I3) sampai Juni 2016 mencapai 4,04 persen. Meskipun lebih rendah dari pertumbuhan per Mei 2016 yang mencapai 4,18 persen, pertumbuhan ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan periode Juni 2015. Pertumbuhan tersebut didukung oleh sekitar 7.433 Industri Sedang (I3) dengan tren konsumsi listrik yang positif.
(Baca: Dituding Pemerintah, PLN Klaim Diskon Tarif Tengah Malam Laris)
PLN mengklaim, kenaikan konsumsi industri berkat program promo diskon 30 persen tersebut pada Juni 2016 (1 bulan), menyumbangkan tambahan penjualan energi sebesar 67,7 Giga Watt hour (GWh) atau setara dengan pemanfaatan kapasitas idle (efisiensi) sebesar 251 MW.
Alhasil, program promo itu telah memberikan tambahan penjualan sebesar 253,5 juta kWh. Sementara hingga Juli 2016, promo ini telah diikuti 1.073 pelanggan industri skala menengah dan skala besar dengan total tambahan pemakaian sebesar 256 GWh.
Meski pertumbuhan penjualan listrik Juni 2016 mencapai 6,36 persen, sebenarnya pertumbuhan ini lebih rendah daripada periode Januari-Mei 2016 (year on year) yang mencapai 8,58 persen. (Baca: Tinggal Satu Aturan Paket Kebijakan Ekonomi Belum Selesai)
Agung menjelaskan penyebabnya adalah hari pemakaian Juni lebih pendek dibandingkan pemakaian Mei. Selain itu, pertumbuhan konsumsi listrik pelanggan bisnis hingga Juni 2016 sebesar 9 persen, atau lebih rendah 0,6 persen dibandingkan Mei 2016 yang mencapai 9,6 persen. Jadi, penurunan di sektor bisnis ini merupakan fenomena musiman yang terjadi pada bulan Ramadan.