Menteri Sri Mulyani Waspadai Efek Deflasi Agustus

Ameidyo Daud Nasution
2 September 2016, 11:40
Sri Mulyani
Arief Kamaludin | Katadata

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai deflasi yang terjadi pada Agustus sebesar 0,02 persen patut diwaspadai. Sebab, disinyalir deflasi kali ini terjadi karena konsumsi masyarakat melemah sehingga permintaan berkurang.

Biasanya, menurut Sri, inflasi terjadi di bulan setelah lebaran. Tapi tampaknya masyarakat langsung menahan belanja setelah memacu konsumsi barang-barang di hari raya Idul Fitri pada Juli. (Baca juga: Deflasi Agustus 0,02 Persen, Terendah Sejak 2001).

"Artinya masyarakat berkonsolidasi lagi. Ini kami waspadai bukan karena harga turun tapi permintaan berkurang," kata Sri dalam rapat kerja dengan Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 1 September 2016.

Selama ini, pemerintah berupaya meredam inflasi agar tidak menggerus daya beli masyarakat. Sebab, selain investasi, konsumsi rumah tangga jadi andalan pemerintah dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun in yang ditargetkan mencapai 5,2 persen. Namun, deflasi Agustus yang lebih rendah dari target justru dikhawatirkan menunjukkan konsumsi masyarakat yang melemah. (Baca juga: Sri Mulyani Akui Pertumbuhan Ekonomi 2016 Sulit Capai 5,2 Persen).

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo membenarkan permintaan yang rendah menjadi salah satu alasan terjadinya deflasi. Namun, deflasi juga diklaim Agus terjadi karena adanya kerja sama antara pemerintah dan BI untuk menurunkan harga-harga komoditas. "Apalagi, inflasi rata-rata setelah lebaran biasanya mencapai 0,74 persen," kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...