OJK Siapkan Antisipasi Perluasan Kredit Bermasalah

Desy Setyowati
13 Oktober 2016, 16:00
OJK
Donang Wahyu|KATADATA
OJK

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Haddad mengatakan besarnya kenaikan kredit bermasalah saat ini (NPL) merupakan imbas dari penurunan harga komoditas sejak tahun lalu. Kondisi tersebut mendorong kredit bermasalah sektor pertambangan meningkat dan meluas ke sektor lainnya.

Sektor yang ikut terseret terutama yang berkaitan dengan tambang seperti sewa alat berat dan transportasi. “Pemburukannya berlanjut (hingga Agustus),” kata Muliaman usai acara Indonesia Banking Human Capital di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis, 13 Oktober 2016.

Advertisement

Awalnya, OJK memperkirakan tren kenaikan kredit bermasalah ini mencapai puncaknya pada semester satu kemarin. Namun, tren tersebut terus berlanjut hingga Agustus sebesar 3,2 persen dari sebelumnya 2,9 persen secara gross. (Baca: Lima Bank Syariah Pikul Beban Berat Pembiayaan Bermasalah).

Menurut Muliaman, yang terpenting bagi perbankan selalu bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Salah satunya yaitu dengan memperbesar pencadangan atau provisi. Untungnya, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada pada posisi 23 persen sehingga bisa mengantisipasi kondisi yang tidak sesuai harapan.

Yang penting bank sudah membentuk pencadangan yang memadai, karena sebetulnya NPL nett 1,4 persen dan tidak berubah selama tiga sampai empat bulan,” tutur Muliaman.

Ke depan, dia melanjutkan, tren peningkatan kredit bermasalah akan sangat bergantung pada pertumbuhan kredit. Jika kredit tumbuh besar, NPL juga berpotensi meningkat lantaran komponen pembagi dalam perhitungannya juga naik.

Oleh karena itu, kondisi kredit saat ini sangat bergantung dari dampak pelaksanaan program pengampunan pajak alias tax amnesty dan besarnya dana asing yang masuk (capital inflow). Amnesti pajak diharapkan mendorong minat industri untuk investasi sehingga meningkatkan permintaan kredit. Efek lanjutanya, perbaikan ekonomi diharapkan bisa menurunkan NPL.

“Potensi pertumbuhan ekonomi kuartal tiga dan empat, kami pantau masih terus. Beberapa pihak optimistis tapi ada yang katakan relatively stagnan. Dengan optimisme tax amnesty dan capital inflow, semoga semua ini bisa mendorong optimisme menutup 2016,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement