Laba Bank BUMN Terpukul Kredit Bermasalah

Martha Ruth Thertina
25 Oktober 2016, 21:11
Bank Mandiri
Agung Samosir|KATADATA

Persoalan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) telah menekan laba dua bank BUMN. Laba PT Bank Mandiri Tbk. tercatat anjlok 17,6 persen pada kuartal III-2016. Sedangkan laba PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. nyaris stagnan, cuma naik tipis 1,8 persen.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengakui, penurunan laba ini lantaran bank menambah pencadangan biaya untuk mengantisipasi kredit bermasalah. Total pencadangan Bank Mandiri mencapai Rp 15,9 triliun. Tak ayal, laba bank pelat merah ini merosot 17,6 persen menjadi hanya Rp 12 triliun. Bila dihitung sebelum pencadangan, laba Bank Mandiri mencapai Rp 31,9 triliun.  

Advertisement

"Laba tertekan tapi rasio pencadangan dana terhadap Non Performing Loan menjadi 126 persen dari sebelumnya 120 persen," kata Kartiko saat konferensi pers kinerja kuartal III-2016 Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (25/10). (Baca juga: Ketika Bank-bank Diterjang Lonjakan Kredit Bermasalah)

Ia menjelaskan, Bank Mandiri tengah berfokus membenahi rasio NPL. Pada kuartal tiga lalu, rasio NPL gross bank tersebut telah turun ke level 3,81 persen dari 3,86 persen pada kuartal sebelumnya. Adapun rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan tercatat 22,6 persen atau naik 4,8 persen.

Untuk mengantisipasi pembengkakan rasio NPL, Bank Mandiri lebih berfokus menyalurkan kredit korporasi atau wholesale banking. "Karena mereka tidak terlalu tergoncang ketimbang Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," ujarnya.

Meski laba merosot, penyaluran kredit Bank Mandiri masih tumbuh di atas rata-rata industri. Hingga akhir September lalu, total penyaluran kredit mencapai Rp 625,1 triliun atau naik 11,5 persen dari periode sama 2015 yang sebesar Rp 560,6 triliun. Sebagai perbandingan, rata-rata pertumbuhan kredit perbankan per Agustus lalu hanya 6,8 persen.  

Kartiko menjelaskan, pertumbuhan kredit ditopang kenaikan kredit modal kerja sebesar 14 persen menjadi Rp 38,1 triliun. Besarnya kredit modal kerja seiring dengan kredit infrastruktur yang tumbuh 27 persen menjadi Rp 51,3 triliun. Perinciannya, sebesar Rp 8,4 triliun kredit mengalir untuk proyek jalan tol, sedangkan untuk proyek kelistrikan Rp 17,6 triliun

Adapun kredit untuk sektor transportasi sebesar Rp 17,2 triliun. "Ada pula infrastruktur telekomunikasi sebesar Rp 8,2 triliun," katanya. (Baca juga: OJK Siapkan Antisipasi Perluasan Kredit Bermasalah)

Di sisi lain, dana nasabah atau Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank Mandiri berhasil menghimpun sebesar Rp 690,5 triliun pada kuartal III lalu atau naik 5,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 654,6 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement