Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Penuhi Syarat Kenaikan Peringkat dari S&P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dirinya bakal menemui perwakilan dari lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's Financial Services LLC (S&P), Kamis (23/3) besok. Pertemuan ini bernilai strategis karena S&P merupakan satu-satunya lembaga pemeringkat yang belum menyematkan peringkat layak investasi (investment grade) kepada Indonesia.
Dua lembaga pemeringkat lainnya yaitu Moody's Investors Service dan Fitch Ratings sudah sejak lebih setahun terakhir memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia. "Kami berharap ada persamaan peringkat (dari S&P)," kata Sri Mulyani ditemui usai acara ulang tahun PT. Sarana Multi Infrastruktur di Jakarta, Rabu (22/3).
Dalam pertemuan dengan S&P, ia bakal memaparkan beberapa hal terkait kondisi makro ekonomi Indonesia, serta kebijakan anggaran baik dari sisi penerimaan maupun belanja negara. Dia berharap, penjelasan tersebut bisa menjadi basis bagi S&P untuk menaikkan peringkat Indonesia.
Menurut dia, para pemegang surat utang negara (SUN) Indonesia di London, Inggris juga menantikan kenaikan peringkat Indonesia. “Apalagi, kebijakan fiskal, makro, serta fundamental (ekonomi) telah memenuhi (syarat kenaikan peringkat)," ucapnya. (Baca juga: Pemerintah Terbitkan 4 Obligasi Valas untuk Danai APBN)
Sebelumnya, Ekonom Bank Central Asia David Sumual memprediksi, S&P bakal menaikkan peringkat Indonesia pada Mei mendatang. Apalagi, lembaga pemeringkat lainnya, yaitu Moody’s dan Fitch bahkan sudah memberikan proyeksi positif untuk peringkat Indonesia. Artinya, ada peluang kenaikan peringkat Indonesia satu level lagi di atas layak investasi.
“Moody’s dan Fitch sudah memberikan prospek positif, artinya dalam enam bulan, mereka bisa naikkan (lagi), S&P bisa ketinggalan dua notch. Kalau begitu (tidak naikkan), mereka (S&P) bisa dianggap tidak kredibel,” ujar David. (Baca juga: Dana Asing Mengalir Masuk, IHSG Terus Mencetak Rekor)
Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian ekspektasi pasar tentang kenaikan peringkat Indonesia turut mendorong derasnya aliran masuk modal asing (capital inflow). “Arus modal ke pasar obligasi diperkirakan masih akan mengalir seiring dengan ekspektasi adanya kemungkinan S&P menaikkan rating Indonesia dalam waktu dekat,'' ujarnya.
Peringkat layak investasi menjadi penting sebab menunjukkan risiko gagal bayar (default) utang pemerintah atau perusahaan relatif rendah. Dengan adanya peringkat itu, investor makin percaya menempatkan dananya dalam instrumen keuangan dan investasi berjangka panjang. (Baca juga: BI Tagih Peringkat Kredit 406 Korporasi Pengutang Luar Negeri)