Tanpa Bunga Naik, BI dan Pemerintah Ingin Cegah Dana Asing Keluar
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tengah mewaspadai risiko arus keluar modal asing (capital outflow) menyusul rencana bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, menaikkan bunga dana (Fed Fund Rate) dan mengurangi neraca keuangan yang membengkak akibat kebijakan stimulus moneternya. Maka itu, inflasi bakal dijaga supaya investasi di dalam negeri tetap menarik.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, inflasi harus dijaga bila bunga acuan, BI 7-Day Repo Rate ingin dipertahankan untuk tidak naik. Sejak Oktober tahun lalu, BI mempertahankan bunga acuan di level 4,75 persen. (Baca juga: Ekonomi Tumbuh di Bawah Prediksi, BI Tahan Bunga Acuan 4,75 Persen)
“Kuncinya, kami harus bisa mengendalikan inflasi kalau mau suku bunga enggak naik. Jaga balance of payment-nya (neraca pembayaran) tetap sehat,” ujar dia saat peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2016 di Gedung BI, Jakarta, Kamis (27/4). Arus keluar modal asing bisa berimbas pada melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan musim semi (spring meeting) Dana Moneter Indonesia dan Bank Dunia (IMF-World Bank), pengelolaan perekonomian Indonesia positif. Optimisme terhadap ekonomi Indonesia terlihat dari arus masuk modal asing yang menguat meskipun investor mengetahui Fed Fund Rate akan naik.
“Yang kami dengar dari Spring Meeting, kami dapat feedback (masukan) positif pengelolaan perekonomian indonesia. Optimisme capital inflow di Indonesia justru lebih dominan meski mereka tahu Fed Fund Rate akan naik. Ini kami harap bisa menyeimbangkan dan memperkuat perekonomian di saat yang kritikal ini,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengungkapkan, aliran masuk modal asing mencapai US$ 5,33 miliar atau setara Rp 71 triliun sepanjang Januari-Maret 2017. “Aliran dana asing yang masuk tersebut terutama dalam bentuk pembelian saham dan Surat Utang Negara (SUN),” kata Tirta, Kamis (20/4) pekan lalu. (Baca juga: Disokong Dana Asing Rp 71 Triliun, Rupiah Perkasa di Triwulan 1 2017)
Menurut dia, derasnya aliran masuk modal asing tersebut seiring dengan prospek investasi pada aset domestik yang kian menarik bagi investor asing. Seiring dengan arus masuk modal asing, rupiah mengalami apresiasi sebesar 1,09 persen sepanjang triwulan I 2017 menjadi Rp 13.326 per dolar AS.
Hingga April ini aliran dana asing disebut-sebut masih terus masuk. Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara pernah menyebut aliran dana asing hingga 5 April lalu mencapai Rp 79,1 triliun, melonjak Rp 21,5 triliun dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 57,6 triliun.