Survei BI: Kenaikan Tarif Listrik Picu Inflasi April 0,08 Persen

Desy Setyowati
28 April 2017, 16:18
Listrik
ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Warga memeriksa meteran listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Kamis (19/1/2017)

Bank Indonesia (BI) memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,08 persen pada April ini. Hal tersebut berdasarkan survei minggu keempat April. Dengan perkiraan itu, maka inflasi menjadi sebesar 4,17 persen secara tahunan (year on year/yoy).

“Inflasi minggu keempat (April) berdasarkan survei 0,08 persen. Yoy  bisa di posisi 4,17 persen,” ujar Gubernur BI Agus DW. Martowardojo di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (28/4).

Berdasarkan hasil survei, penyebab inflasi yakni Tarif Dasar Listrik (TDL) yang naik bertahap yaitu pada Januari, Maret, dan Mei. Selain itu, kenaikan harga daging ayam. Di sisi lain, sayur-sayuran maupun bawang merah tercatat mengalami penurunan atau deflasi.

Menurut Agus, sepanjang tahun ini harga pangan bergejolak (volatile food) bakal diupayakan terjaga di bawah empat atau lima persen. Tujuannya, untuk mengimbangi kenaikan dari harga-harga yang diatur pemerintah (administered price) seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), elpiji tiga kilogram, dan TDL. (Baca juga: Tanpa Bunga Naik, BI dan Pemerintah Ingin Cegah Dana Asing Keluar)

Adapun, pemerintah telah menyatakan bahwa harga BBM dan elpiji tidak akan naik hingga Juni. Maka itu, Agus yakin inflasi bisa terjaga terutama jelang puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Untuk memastikan hal itu, pemerintah dan BI akan kembali menggelar pertemuan, sepekan sebelum puasa. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap inflasi April bisa terkontrol di level rendah, bahkan deflasi seperti terjadi pada Maret lalu. Sebab, April menjadi bulan yang krusial karena Ramadan akan tiba pada Mei. Saat itu, inflasi cenderung naik seiring peningkatan belanja masyarakat. (Baca juga: Tarif Listrik Naik, Deflasi Pada Maret di Luar Perkiraan BPS)

Menurut dia, harapannya itu sesuai dengan kecenderungan deflasi yang kerap terjadi dua bulan berturut-turut. Apalagi, musim sedang baik sehingga pasokan kebutuhan pangan pun terkendali.

Ia pun mengklaim bahwa pemerintah telah mengantisipasi kebutuhan pangan jelang Ramadan dan Lebaran. Menurut dia, hampir semua bahan pangan telah terjamin stok dan harganya. Hanya harga bawang putih yang trennya sedikit naik.

"Kami cari jalan agar bawang putih bisa kembali normal. Gula juga membaik sedikit harganya, tapi bukan naik. Daging sebetulnya tidak naik juga, Jadi pangan masih oke," ujarnya.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...