Jonan Alihkan Rp 190 Miliar Dana Tangki BBM dan LPG ke Jaringan Gas
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana merealokasi dana pembangunan tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Elpiji (Liquified Naturan Gas/LPG) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini untuk pembangunan jaringan gas kota. Alasannya, kebutuhan masyarakat terutama rumah tangga terhadap gas bumi sebagai sumber energi menjadi prioritas pemerintah.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan Dana yang akan dialihkan tahun ini sekitar Rp 190 miliar. Dengan asumsi biaya satu sambungan jaringan gas sebesar 10 juta, maka dana sebesar itu bisa membangun 19 ribu Sambungan Rumah Tangga (SR). “Sesuai arahan Presiden bahwa pembangunan diarahkan pemerataan," kata dia di Surabaya, Minggu (7/5).
(Baca: Jaringan Gas Rumah Tangga Hanya Dibangun di Kota Dekat Sumber Gas)
Selain itu penggunaan gas bumi juga dianggap ramah lingkungan dan murah. Dengan adanya pembangunan jaringan gas, satu rumah itu bisa menghemat antara Rp 15 ribu sampai 20 ribu sebulan dibandingkan jika menggunakan Elpiji 3 kilogram (kg).
Mengutip data Kementerian ESDM, masyarakat dapat menghemat hingga 36 persen dibandingkan penggunaan elpiji 3 kg. Rata-rata, tiap rumah tangga hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp 36 ribu per bulan jika menggunakan gas bumi melalui jaringan. Sementara jika memakai elpiji 3 kg, diperlukan biaya Rp 52-57 ribu per bulan dengan pemakaian maksimal 3 tabung.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM I.G.N Wiratmaja Puja mengatakan bahwa pemakaian jaringan gas akan mampu menghemat impor Elpiji. Dari data yang ia sampaikan, setiap tahunnya volume impor Elpiji secara nasional berkurang 20 ribu ton.
Nantinya realokasi dana pembangunan tangki ke jaringan gas itu akan dibahas lebih lanjut dengan Komisi VII DPR. Sebagai gantinya, untuk pembangunan tangki timbun BBM dan Elpiji, Jonan akan menungaskan PT Pertamina (Persero).
"Kami mau sesuaikan alokasi anggaran yang sebelumnya untuk bangun tangki timbun untuk jaringan gas, biar itu (tangki) dikerjakan Pertamina secara bisnis," kata dia. (Baca: Jaringan Gas Hemat Pemakaian Elpiji 36 Ribu Ton Per Tahun)
Mengacu data Kementerian ESDM, sebelumnya pemerintah pernah berencana menggelontorkan dana sekitar Rp 227,2 miliar untuk pembangunan infrastruktur BBM dan Elpiji di kawasan timur Indonesia. Dana ini akan dianggarkan untuk tahun jamak mulai 2017 hingga 2018.
Dengan anggaran itu, pemerintah memetakan akan membangun delapan tangki penyimpanan BBM di wilayah timur Indonesia dan daerah yang terpencil seperti di Kepulauan Mentawai, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Kemudian membangun tangki penyimpanan Elpiji di empat lokasi, yakni di Jayapura (Papua), Wayame (Maluku), Bima (Nusa Tenggara Barat), dan Tenau (Nusa Tenggara Timur).
Rencana Pembangunan Tangki BBM Pertamina 2016-2020
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi VII DPR Syaikhul Islam Ali mendukung langkah Kementerian ESDM memperbanyak program jaringan gas bagi masyarakat. "Kami komisi VII DPR mendorong alokasi anggaran untuk sebanyak-banyaknya bangun jargas, " kata dia.
Pembangunan jaringan gas ini masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Pemerintah menargetkan pada 2019 terdapat penambahan jaringan gas sebesar 500 ribu sambungan rumah tangga.
Dengan target itu, pemerintah menargetkan jaringan gas bisa terbangun sebanyak 100-200 ribu sambungan rumah tangga per tahun. Sejak 2009 hingga 2016 lalu, telah terbangun 185.991 sambungan rumah tangga di 14 provinsi di 26 kabupaten/kota.
Tahun ini pemerintah mengalokasikan Rp 1,4 triliun untuk membangun sekitar 60 ribu sambungan rumah tangga jaringan gas dalam APBN. Terdapat 10 Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi tempat pembangun jaringan gas yakni Kota Pekanbaru, Musi Banyuasin, Kabupaten PALI, Kabupaten Muara Enim, Kota Bandar Lampung, DKI Jakarta, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Samarinda dan Kota Bontang.
(Baca: Terhambat Lahan, Pembangunan Pipa Gas Duri-Dumai Tertunda)
Pembangunannya diharapkan dapat dilakukan sekitar April-Mei 2017. Pembangunan Jargas di 10 lokasi ini dibangun oleh Pertamina dan PGN.