Bank Dunia Kucurkan Pinjaman Rp 2,7 Triliun untuk Perluas Bansos
Bank Dunia mengucurkan pinjaman senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun kepada Pemerintah Indonesia. Pinjaman ini untuk mendukung upaya pemerintah memperluas program bantuan sosial (bansos) berupa Program Keluarga Harapan (PKH).
PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Pemerintah memutuskan meningkatkan jangkauan program tersebut dari 3,5 juta keluarga pada 2015 menjadi 10 juta pada 2020. Artinya, ada target peningkatan jangkauan hingga tiga kali lipat dalam lima tahun.
"Perluasan PKH ke 10 juta rumah tangga diharapkan bisa membantu mencapai target pemerintah mempercepat penurunan tingkat kemiskinan dan ketimpangan," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A. Chaves dalam keterangan pers yang diterima Katadata, Rabu (10/9). (Baca juga: Sri Mulyani Targetkan Kemiskinan Turun di Bawah 10 Persen)
Menurut Rodrigo, di antara program bansos di Indonesia, PKH merupakan program yang berdampak tertinggi dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan. Padahal, program yang dijalankan oleh Kementerian Sosial ini memiliki alokasi anggaran terkecil.
Maka itu, Bank Dunia mendukung perluasan program tersebut melalui pemberian pinjaman. Adapun, pinjaman sebesar US$ 200 juta tersebut akan melengkapi alokasi anggaran pemerintah untuk perluasan PKH yang sebesar US$ 5,5 miliar atau setara Rp 73,5 triliun untuk lima tahun ke depan. (Baca juga: Bank Dunia: Inflasi Rendah dan Bantuan Tunai Tekan Angka Kemiskinan)
Ekonom Senior Bank Dunia Pablo Ariel Acosta mengatakan, dengan perluasan tersebut, semua provinsi di Indonesia bakal terlayani. Bahkan, PKH di Indonesia diklaim akan menjadi yang terbesar kedua di dunia. “Hanya di belakang Brasil, dari lebih 70 negara yang menerapkan program serupa," kata dia.
Berdasarkan analisis Bank Dunia, PKH bisa lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan bila dilengkapi dengan penetapan sasaran yang lebih baik. PKH harus fokus pada penduduk yang rentan jatuh di bawah garis kemiskinan dan penduduk di daerah tertinggal dan terpencil dengan jumlah masyarakat adat yang tinggi.
Sementara itu, Ekonom Senior Bank Dunia Changqing Sun mengatakan, PKH juga berperan dalam memperbaiki kesehatan dan gizi anak. Program tersebut telah menurunkan jumlah anak-anak yang mengalami pertumbuhan tidak sempurna alias kuntet (stunting) sebesar tiga persen. "Sepertiga atau hampir 9 juta balita di Indonesia mengalami stunting, dan perluasan PKH berpotensi memainkan peran lebih besar dalam memerangi malnutrisi di Indonesia," kata dia.