Garap Blok Tuna, Premier Oil Jajaki Kerja Sama dengan Petrovietnam
Premier Oil sedang menjajaki kerja sama dengan Petrovietnam untuk mengembangkan Blok Tuna di lepas pantai Kepulauan Natuna. Alasannya, blok tersebut berdekatan dengan negara asal Petrovietnam, yakni Vietnam.
Direktur Pembinaan Hulu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tunggal mengatakan, Premier Oil telah meminta izin kepada pemerintah mengenai kerja sama tersebut. Izin ini berkaitan dengan pembukaan data di Blok Tuna.
(Baca: Premier Oil Temukan Dua Sumur Gas di Blok Tuna)
Pemerintah mengabulkan permintaan membuka ruang data tersebut. "Petrovietnam ingin melihat data-data dulu di Blok Tuna maka minta izin ke Ditjen Migas, dan sudah kami izinkan," kata dia kepada Katadata, Senin (22/5).
Menurut Tunggal, rencananya Premier akan mengajukan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) pertama untuk blok eskplorasi tersebut. Apalagi, tahun ini merupakan batas akhir bagi perusahaan asal Inggris tersebut mengajukan PoD.
Jika mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004, jangka waktu eksplorasi adalah enam tahun, dan dapat diperpanjang hanya satu kali selama empat tahun berdasarkan permintaan dari kontraktor dan telah memenuhi kewajiban minimum menurut SKK Migas. Sedangkan kontrak Premier sudah berjalan sejak 2007.
Wakil Kepala SKK Migas M.I Zikrullah tidak membantah hal tersebut. Namun, dia belum mau mendetailkan rencana PoD Premier ke depan. "Kan mau dikembangkan (Blok Tuna)," kata dia.
Dilansir dari situs resminya Premier, perusahaan ini pada Maret 2007 mendapatkan 65 persen hak kelola di Blok Tuna dari Pemerintah Indonesia. Blok tersebut memiliki dua lapangan yakni Singa Laut dan Kuda Laut.
Pada 2014 lalu, Premier mengklaim telah berhasil menemukan gas pada pengeboran sumur Singa Laut-1 di Blok Tuna. Penemuan ini meningkatkan cadangan kotor hingga 100 juta barel minyak ekuivalen (mmboe).
Gas itu berhasil ditemukan setelah Premier Oil mengebor pada kedalaman 177 kaki di bawah permukaan laut. Setelah diteliti, gas yang ditemukan tersebut terlihat sama kualitasnya dengan yang ada di sumur Kuda Laut. (Baca: Empat Perusahaan Asing Mulai Cari Minyak dan Gas Bumi di Aceh)
Alhasil, cadangan terbukti untuk minyak yang ada di blok tersebut mencapai 2.127 juta barel dan gas sebesar 12,36 miliar kaki kubik (bsf). Adapun, luas bloknya mencapai 2.450,29 kilometer persegi.