Jadi Proyek Strategis, Pertamina Ingin Gas Tiung Biru Cepat Laku
Anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina EP Cepu berharap masuknya Jambaran-Tiung Biru sebagai proyek strategis nasional membuat gas cepat laku. Sehingga proyek tersebut bisa segera beroperasi.
Direktur Utama Pertamina EP Cepu Adriansyah mengatakan dengan menjadi proyek strategis nasional semua pemangku kepentingan eksternal terutama instansi pemerintah diharapkan mendukung pengembangan lapangan gas tersebut. Apalagi saat ini masih ada kendala mengenai pembeli gas.
(Baca: Blok Masela dan Tiung Biru Masuk Daftar Proyek Strategis Nasional)
Untuk itu, kontraktor perlu dukungan mengenai kepastian pembelian gas, terutama dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN). Pertamina ingin perusahaan setrum itu membeli gas dengan harga sesuai dengan keekonomian proyek. “Ini yang paling krusial sekarang,” kata Adriansyah kepada Katadata, Senin (3/7).
Kepastian pembeli gas ini penting karena jika tidak ada yang menyerap maka proyek tidak bisa berjalan. Apalagi gas bumi sifatnya berbeda dengan minyak. Kalau gas sudah diproduksi tidak bisa lagi disimpan.
Rencananya, PLN memang akan menyerap gas sebesar 100 mmscfd. Namun, saat ini belum ada titik temu terkait harga gas tersebut.
Tingkat Pemanfaatan Produksi Gas Bumi 2000-2010
Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas Bumi PLN Chairani Rachmatullah mengatakan perusahaan tempatnya bekerja sangat mendukung program strategis nasional itu. Perusahaan pelat merah ini juga akan membeli gas tersebut asal harga cocok. "Ini karena PLN diminta menurunkan biaya produksi listrik,” kata dia kepada Katadata, Senin (3/7).
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Supangkat sebelumnya mengatakan harga yang diinginkan perusahaan listrik milik pemerintah itu yakni US$ 7 per mmbtu. Harga ini terhitung dari mulut sumur hingga pembangkit. Namun Pertamina menawarkan harga US$ 8 per mmbtu.
(Baca: PLN Tolak Harga Penawaran Gas Tiung Biru dari Pertamina)
Menurut Chairani saat ini PLN masih terus berdiskusi dengan Pertamina. Namun, pembicaraan masih sekitar teknis pengaliran gas, jadwal operasi serta kesiapan infrastruktur, belum membahas mengenai harga.
Dari pembahasan terakhir, Chairani mengatakan jadwal operasi proyek Jambaran Tiung Biru baru akan selesai 2021. Awalnya proyek ini ditargetkan bisa selesai 2020.