BI: Ekonomi Digital Bisa Dongkrak Ekonomi Tumbuh 7 %

Desy Setyowati
9 Agustus 2017, 14:50
Digital e-commerce
Arief Kamaludin | KATADATA

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai positif ekonomi digital yang kini tengah berkembang. Menurut dia, ekonomi digital bisa membantu efisiensi di sektor ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Ujung-ujungnya, mendorong perekonomian tumbuh pesat.

"Kami yakin bahwa revolusi digital yang tengah berlangsung, bila dimanfaatkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi 7% per tahun,” kata Agus saat membuka seminar nasional Big Data di Gedung BI, Jakarta, Rabu (9/8). Adapun rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam satu dekade terakhir hanya 5,64%.

Agus menjelaskan, potensi ekonomi digital memang sangat besar. Saat ini, jumlah pengguna internet yang berbelanja melalui jaringan (online) di Indonesia, misalnya, mencapai 24,74 juta orang. "Setiap pengguna e-commerce di Indonesia rata-rata membelanjakan Rp 3 juta per tahun. Aktivitas belanja online yang tinggi ini sejalan dengan keaktifan orang Indonesia di berbagai media sosial," kata dia. (Baca juga: Belanja Online Naik, Potensi Pajak Hilang Rp 20 Triliun per Tahun)

Adapun selama setahun terakhir para pengguna internet sudah membelanjakan uangnya sekitar US$ 5,6 miliar atau Rp 75 triliun per tahun di berbagai e-commerce. Di sisi lain, jumlah perusahaan penyedia jasa teknologi keuangan alias financial technology (fintech) tumbuh 78% selama 2015-2016. (Baca juga: Telkom Kaji Rencana Akuisisi 10 Fintech dan Toko Online)

Ke depan, Agus meyakini, peran ekonomi terhadap perekonomian Indonesia bakal makin besar. Menurut Agus, mengacu pada kajian McKinsey Indonesia pada 2016 ekonomi digital diproyeksi akan memberi nilai tambah sebesar US$ 115 miliar atau setara 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025. Teknologi digital juga dipercaya akan membantu penyerapan tenaga kerja hingga empat juta orang di 2025. 

Untuk membantu pengembangan ekonomi digital, BI mulai mengembangkan Big Data mengenai aktivitas ekonomi digital. Harapannya, Big Data tersebut bisa dimanfaatkan regulator dalam membuat kebijakan dan pelaku usaha dalam membuat keputusan bisnis. Namun, Agus mengakui pengembangan Big Data tidak mudah.

Menurut catatannya, ada empat hambatan dalam mengembangkan Big Data. Pertama, ketersediaan dan akses terhadap sumber data. Data yang dimiliki harus real time sehingga bisa menjadi basis perumusan kebijakan atas situasi terkini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...