Krisis Diplomatik, Qatar Minta 10 Komoditas Ekspor Indonesia
Perpecahan antarnegara di Timur Tengah mempengaruhi kondisi ekonomi Qatar. Pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi membuat Qatar harus mencari negara lain, termasuk Indonesia untuk memasok aneka kebutuhannya.
Pemerintah Qatar telah menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk memasok beberapa komoditas dari Tanah Air. Menanggapi permintaan ini, Chairman Qatar and Kuwait Business Council Hendra Hartono akan mengusahakan kesempatan bisnis sebagai peningkatan ekspor Indonesia.
"Ada 10 komoditas yang mereka butuhkan," kata Hendra di kantor Kadin Timur Tengah, Jakarta, Kamis (10/8).
Hendra menyebut, komoditas yang dibutuhkan adalah alat tulis kantor, kertas, furnitur, ayam potong, briket, makanan jadi, ikan segar, garmen, mesin jahit, dan obat-obatan. Hendra pun mengontak beberapa pengusaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan itu.
Dia menyatakan saat ini sudah ada 73 perusahaan yang berminat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk memperbesar kesempatan, pihak Kamar Dagang Industri (Kadin) akan mengundang lebih dari 100 perusahaan lain.
Dalam menindaklanjuti permintaan tersebut, Hendra mengaku telah membentuk tim pendahulu yang akan datang ke Qatar pada akhir bulan ini. Tim pendahulu akan membahas syarat-syarat untuk ekspor 10 komoditas yang dibutuhkan.
Dia menjelaskan, permintaan Qatar ini merupakan kesempatan yang baik. Alasannya, jika tidak krisis, Qatar sangat pemilih. "Mereka itu sudah high standard, bagi kita yang sudah berkembang menjadi hambatan," kata Hendra.
Hendra menyatakan, Kadin dan pengusaha yang berkomitmen untuk ekspor juga akan berkunjung ke Qatar pada November mendatang. Hendra akan membagi pengusaha jadi lima kelompok, yaitu makanan dan minuman, industri di luar makanan, konstruksi dan material bangunan, jasa, dan investasi.
Selain itu, menurut Hendra, Kadin juga akan mengincar kesempatan kerja sama resmi dalam World Cup 2022 di Qatar. Dia ingin mengetahui apa yang dibutuhkan untuk bekerja sama secara bisnis untuk acara sepak bola terbesar di dunia tersebut.
Dia menjelaskan, jika pengusaha berhasil mengekspor komoditas yang dibutuhkan Qatar, keuntungan yang didapatkan akan lebih besar. Pasalnya, karena krisis, harga barang-barang di sana naik. "Meningkat 20 sampai 30 persen," kata dia.