Impor Barang Modal Naik 63%, Juli Defisit Dagang Pertama Sejak 2015

Dimas Jarot Bayu
15 Agustus 2017, 14:37
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2017 mengalami defisit senilai US$ 271 juta. Defisit tersebut terjadi akibat lonjakan impor hingga 39% yang tak diimbangi ekspor.

“Nilai impor pada bulan Juli tinggi sekali, US$ 13,89 miliar. Kalau dibandingkan dengan Juni, kenaikan sangat signifikan, 39%," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Selasa (15/8).

Pria yang akrab disapa Kecuk itu menuturkan, angka impor paling tinggi didapat dari impor nonmigas sebesar  US$ 12,11 miliar atau lebih tinggi 44,31% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan nilai impor migas meningkat 11,12% atau sebesar US$ 1,78 miliar.

(Baca juga: Tekstil, Sepatu hingga Perhiasan Produksi Industri Kecil yang Mendunia)

Menurut Kecuk, angka tersebut melonjak karena adanya peningkatan impor barang modal dan barang baku pasca lebaran. Ini diharapkan dapat mendorong sektor industri sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Nilai impor bahan baku pada Juli 2017 sebesar US$ 10,43 miliar atau naik 40,8% dibanding bulan sebelumnya. Sementara nilai impor barang modal sebesar US$ 2,36 miliar atau melonjak 62,6%. Adapun impor konsumsi turun sebesar 3,15% dibandingkan bulan sebelumnya atau sebesar US$ 1,09 miliar.

Halaman:
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...