Sumur Blok Mahakam yang Dibiayai Pertamina Bertambah Jadi 17 Sumur
PT Pertamina (Persero) berencana menambah jumlah sumur yang akan didanainya di Blok Mahakam. Pertimbangan menambah jumlah pengeboran sumur itu adalah biaya dan waktu yang masih tersedia hingga kontrak berakhir.
Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan awalnya hanya menargetkan 15 sumur hingga akhir tahun. “Kami akan tambah lagi dua lagi, jadi 17 sumur, " kata dia saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jumat (15/9). (Baca: Kementerian ESDM Revisi Surat Keputusan Porsi Total-Inpex di Mahakam)
Menurut Meidawati jumlah sumur yang akan dibor itu menyesuaikan dengan waktu yang tersisa hingga habis kontrak. Selain itu, tambahan ini juga mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan.
Meski belum mau menyebutkan jumlah biaya yang akan dikeluarkan Pertamina, Meidawati mengatakan biaya pengeboran untuk dua sumur itu lebih murah. "Belum bisa dipastikan, takut salah angkanya," kata dia.
Sebagai gambaran, Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam Ida Yusmiati pernah mengatakan sejauh ini sudah empat sumur yang berhasil dibor sejak Juli. Biaya pengeboran empat sumur tersebut masing-masing sekitar US$ 19 juta.
(Baca: Pertamina Rampungkan Pengeboran Empat Sumur di Blok Mahakam)
Head of Corporate Communication Total E&P Indonesie Kristanto Hartadi juga sebelumnya mengatakan pengeboran di Mahakam akan menggunakan jasa dari PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Meski Kristanto, tidak bersedia menyebutkan nilai kontrak, dalam materi paparan publik akhir 2016, manajemen Apexindo mengungkapkan bahwa tarif sewa harian jack-up rig saat ini terus melorot menjadi sekitar US$ 55 ribu-65 ribu seiring dengan penurunan harga minyak dunia.
Dengan kurs Rp 13.300 per dolar AS saat ini, tarif sewa hariannya maksimal hampir Rp 900 juta. Jika mengacu kepada masa kontrak baru pengeboran Blok Mahakam selama enam bulan maka nilai sewa satu rig tersebut mencapai sekitar US$12 juta atau Rp 160 miliar.
Industri penyewaan rig memang sangat tergantung pergerakan harga minyak dunia yang sampai sekarang masih rawan, atau belum menunjukkan tanda-tanda penguatan yang berarti. Pangkal masalahnya adalah permintaan masih lemah sementara pasokan terus bertambah.
(Baca: Apexindo Gaet Kontrak Baru Pengeboran Blok Mahakam dari Total)
Di sisi lain, dari data SKK Migas, sejak awal Januari hingga akhir Juni lalu, produksi gas di Blok Mahakam mencapai 1.504 mmscfd atau 105% di atas target rencana kerja dan anggaran tahun 2017. Produksi minyak juga 103% lebih tinggi dari target mencapai 55.100 barel per hari (bph).