Sejarah Jalan Pantura, Jalur yang Dibangun dengan Cara Kerja Paksa

Tifani
Oleh Tifani
6 September 2022, 10:11
jalan pantura
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Ilustrasi, kendaraan arus balik melintas di jalur Pantura, Tegal, Jawa tengah.

Sejarah Jalan Pantura tidak bisa dilepaskan dari cerita kelam pembangunana jalan Groote Postweg atau jalan raya pos. Jalan Pantura atau Pantai Utara menjadi salah satu jalur yang menghubungkan Cilegon, Jakarta, Semarang, Surabaya, hingga Banyuwangi. Meski jalan Tol Trans Jawa telah dibangun, pamor Jalan Pantura tidak berubah.

Jalur Pantura tetap ramai dengan berbagai macam geliat aktivitas masyarakat, khususnya bidang ekonomi. Jalan Pantura tidah hanya berisi hilir mudik kendaraan yang melintas saja, tetapi juga keberadaan warung-warung kelontong miliki masyarakat, tempat oleh-oleh, hingga tempat makan.

Tidak salah apabila Endah Sri Hartatik dalam bukunya yang berjudul "Dua Abad Jalan Raya Pantura" menyebut Jalan Pantura sebagai salah satu penggerak perekonomian warga di sekitarnya.

Sejarah Singkat Jalan Pantura

Pada masa Mataram, cikal bakal Jalan Pantura ini berfungsi untuk kepentingan konsolidasi kekuasaan antara wilayah pedalaman dan pesisir. Jalan Raya Pantura ini juga sebagai media penghubung untuk diplomasi antara Mataram dengan para utusan, baik dalam maupun luar negeri, seperti utusan kongsi dagang Hindia Timur atau VOC.

Mataram juga berusaha mengontrol wilayah pesisir dengan menempatkan orang yang dipercayainya. Kunjungan wajib pada hari-hari pisowanan merupakan cara Mataram untuk mengontrol kesetiaan wilayah Pesisir tersebut.

Dalam proses pengawasan ini, sarana transportasi darat berupa jalan raya yang  menghubungkan Mataram dengan pesisir diperlukan. Jalan Raya Pantura juga menjadi sarana diplomasi antara orang Belanda dan Mataram.

Hal ini terlihat dari cerita perjalanan Hendrick de Haen yang ditunjuk menjadi duta VOC untuk Mataram pada 1621. Diceritakan bahwa ia berangkat dari Batavia menuju Tegal menggunakan jalur laut, sementara itu perjalanan dari Tegal menggunakan jalur darat.

Dia menggunakan armada kuda untuk sampai ke Mataram. Daerah pesisir tersebut kemudian secara bertahap jatuh ke tangan VOC sebagai imbalan atas bantuannya kepada raja-raja Mataram sepeninggal Sultan Agung. Di wilayah Pesisir Utara yang dikuasai VOC ini terdapat jalur darat yang kelak jadi Jalan Raya Pantura.

Jalan Pantura, Jawa Tengah pertama kali disebut dalam Majalah Indie dengan judul Een en Ander Over het Verkeerwezen in Noord-Midden Java (Satu dan Lain Hal tentang Pengangkutan di Pantai Utara Jawa Tengah) yang terbit pada April 1923.

Jalan Pantura pertama kali dibangun sebagai Jalan Raya Pos. Jalan Raya Pos merupakan jalur yang dibangun oleh Herman Willem Daendles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkuasa pada tahun 1808- 1811.

Daensles membangun Jalan Raya Pos dengan tujuan untuk menghubungan Buitenzorg (Bogor) dengan Karangsambung. Pembangunan Jalan Raya Pos terisnpirasi dari Prancis yang pada saat itu memiliki infratruktur jalur yang begitu rapi dalam menghubungkan 25 kota di Eropa.

Daendles juga terpesona akan keberadaan jalan trans yang menghubungkan Paris, Prancis dan Amsterdam, Belanda yang sempat dilaluinya saat menghadap Kaisar Perancis Napoleon I atau Napoleon Bonaparte.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...