Mengenal Istilah Deadweight Loss, Pengertian, Penyebab, dan Jenisnya
Deadweight loss merupakan istilah yang lazim dijumpai di dunia bisnis. Ini merupakan istilah yang merujuk kepada kondisi saat sebuah perusahaan kehilangan pasar potensial.
Kondisi ini terjadi, karena konsumen tidak jadi membeli atau menggunakan produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan. Dengan mengetahui deadweight loss, suatu perusahaan dapat mengetahui nominal uang yang terlewatkan.
Deadweight loss dapat disebabkan karena berbagai faktor, baik dari internal perusahaan, maupun eksternal. Kondisi ini bahkan bisa muncul di pasar monopoli, di mana produk atau jasa yang ditawarkan hanya berasal dari satu perusahaan.
Berikut ini, penjelasan singkat mengenai pengerian deadweight loss, serta penyebab dan jenisnya.
Pengertian dan Penyebab Deadweight Loss
Mengutip majoo.id, deadweight loss adalah hilangnya efisiensi ekonomi, baik bagi konsumen maupun produsen. Kondisi ini terjadi, karena tidak adanya titik temu antara permintaan dengan penawaran.
Dengan kata lain, deadweight loss terjadi karena inefisiensi pasar yaitu permintaan dan penawaran tidak seimbang. Umumnya, perusahaan kehilangan pasar potensial karena dipicu oleh distorsi ekonomi.
Hal ini berakibat pendapatan untuk produsen terlalu rendah sedangkan pengeluaran di sisi konsumen terlalu besar. Kerugian tersebut digambarkan dalam bentuk segitiga, yang dikenal dengan harberger triangle pada kurva deadweight loss.
Ada berbagai macam penyebab deadweight loss, di mana konsumen merasa nilai suatu barang tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengonsumsinya. Adapun, secara umum penyebab terjadinya deadweight loss, adalah sebagai berikut:
1. Defisit Produk
Kekurangan atau defisit produk bisa berujung pada hilangnya pasar potensial. Defisit produk bisa terjadi karena situasi permintaan produk yang banyak sedangkan suplai tidak memadai. Contohnya surplus produk yang bisa menghilangkan potensi jual beli di pasar.
2. Jumlah Produk Meningkat
Dalam situasi tertentu, terkadang jumlah produk meningkat sangat banyak meski permintaan pasar sudah terpenuhi. Karena kondisi ini, potensi jual beli bisa hilang karena konsumen tidak lagi mencari atau membeli produk tersebut.
3. Kebijakan Pajak
Kebijakan yang turut menyebabkan deadweight loss adalah kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN). Dalam hal ini, nominal pajak yang dibayarkan mempengaruhi harga jual barang karena jika pajak naik, otomatis pihak penjual akan menaikan harga jual barang.
4. Penetapan Harga Dasar
Penetapan harga dasar biasanya ditentukan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan sebagaimana penetapan upah yang tujuannya untuk melindungi pekerja agar tidak mendapat gaji terlalu rendah. Di sisi lain, perusahaan banyak membayar pegawai senilai upah minimum sehingga daya beli tidak optimal.
5. Penetapan Harga Tertinggi
Selain menetapkan harga dasar, Kementerian perdagangan berhak menetapkan harga tertinggi untuk suatu produk yang dijual di pasaran yang mana dikenal dengan istilah harga eceran tertinggi (HET). Namun terkadang perusahaan menjual dengan menggunakan harga tertinggi sehingga konsumen enggan membeli.
6. Subsidi Pemerintah
Dalam kondisi tertentu, pemerintah bisa memberikan subsidi terhadap harga jual produk, contohnya subsidi bahan bakar minyak (BBM). Namun, keberadaan subsidi bisa memunculkan permintaan palsu, di mana transaksi yang terjadi tidak mencerminkan daya beli konsumen yang sebenarnya. Saat subsidi dihentikan, permintaan ikut merosot.
Jenis Deadweight Loss
Hilangnya pasar potensial yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan bisa dipicu oleh beragam faktor. Terkait dengan hal tersebut, berikut ini beberapa jenis deadweight loss yang perlu diketahui.
1. Deadweight Loss karena Pajak
Deadweight loss dapat terjadi karena kebijakan pajak yang ditetapkan pemerintah. Pengenaan pajak yang tinggi, akan direspons oleh perusahaan dengan menaikkan harga produk. Hal ini memicu konsumen mengurangi atau menghentikan transaksi.
2. Deadweight Loss pada Pasar Monopoli
Seperti telah disinggung sebelumnya, deadweight loss dapat terjadi pada pasar monopoli, di mana seharusnya posisi perusahaan tergolong dominan. Dominasi perusahaan yang terlalu besar dalam suatu pasar, kerap membuat perusahaan tersebut menetapkan hukum satu harga kepada konsumen.
Alhasil, konsumen mengerem pembeliannya, yang berakibat penjualan stagnan. Padahal kegiatan produksi harus berjalan terus.
3. Deadweight Loss karena Faktor Eksternal
Deadweight loss juga bisa terjadi karena faktor eksternal. Misalnya, jika suatu wilayah terkena bencana, maka ada beberapa produk barang dan/atau jasa yang tidak menjadi prioritas pembeliam konsumen. Hal ini membuat perusahaan kehilangan potensi pasar, meski telah melakukan strategi branding dan harga yang baik.