Kekayaan Miliarder Rusia Bertambah Rp 2.270 T Setelah Invasi Ukraina

Amelia Yesidora
23 April 2023, 20:34
Ukraina, Rusia
Freepik
Ilustrasi, miliarder.

Invasi Rusia ke Ukraina Februari 2022 sempat menggoyang ekonomi Negara Beruang Merah. Namun, tahun ini kekayaan para miliarder Rusia bertambah US$ 152 miliar atau setara dengan Rp 2.270,27 triliun (asumsi kurs Rp 14.936 per US$). Forbes Rusia menjelaskan miliarder Rusia diuntungkan oleh kenaikan harga sumber daya alam dunia. 

Mengutip Reuters, Sabtu (22/4), bila dibandingkan dengan 2021, sebelum perang, jumlahnya sekitar US$ 606 miliar. Angka ini sempat turun menjadi US$ 353 miliar pada 2022. Kini total kekayaan miliarder Rusia mencapai angka US$ 505 miliar. Jumlah miliarder yang tercatat resmi di Forbes pun bertambah 22 orang menjadi 110 orang.

Laporan Forbes Rusia menyebutkan, daftar ini bahkan bisa lebih panjang seandainya lima orang miliarder Rusia tidak menanggalkan kewarganegaraan mereka. Mereka adalah pendiri DST Global Yri Milnder, pendiri Revolut, Nikolay Storonsky, pendiri Freedom Finance, Timur Turlov, serta duo co-founder JetBrains, Sergei Dmitriev dan Valentin Kipyatkov.

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya bergerak ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Negara Barat lalu memberikan sanksi, yang diklaim paling berat selama sejarah, kepada Rusia. Beberapa orang terkaya bahkan berupaya menghukum Putin atas perang ini. 

Putin pernah menyatakan negara Barat hendak menghancurkan Rusia dan ia mencatut sanksi negara Barat gagal menghancurkan ekonomi Rusia. Negara ini pun sempat menghentikan masuknya barang mewah dari Barat untuk masuk ke Rusia. 

Reuters mencatat ekonomi Rusia menyusut 2,1% pada tahun 2022 di bawah tekanan sanksi Barat. Namun ekonominya bisa kembali naik karena menjual minyak, logam, dan sumber daya alam lainnya ke pasar global, khususnya ke China, India, dan Timur Tengah.

Dengan keadaan Rusia yang sekarang lebih baik, Dana Moneter Internasional alias IMF meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi negara itu. Dari yang awalnya hanya 0,3%, kini meningkat ke 0,7%.

Kendati demikian, perkiraan pertumbuhan ekonomi turun dari 2,1% menjadi 1,3%. “Diperkirakan kekurangan tenaga kerja dan keluarnya perusahaan Barat akan merugikan perekonomian Rusia,” kata IMF, dilansir dari Reuters pada Minggu (23/4)

Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...