Ini Alasan Google Berinvestasi Pusat Data di Indonesia
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Google meluncurkan pusat data alias Google Cloud region ke-24 di Jakarta hari ini (24/6). Google mengatakan, perkembangan unicorn yang pesat, menjadi salah satu alasan perusahaan memilih berinvestasi pusat data di Indonesia.
Country Director Google Cloud Indonesia Megawaty Khie mengatakan, Indonesia merupakan pasar strategis untuk Google Cloud. Secara global, Indonesia merupakan region ke-24 bagi Google Cloud.
"Keberadaan unicorn artinya banyak pelanggan yang dilayani. Selain itu, kami juga hadir untuk membantu percepatan Indonesia 4.0 dengan berinvestasi infrastruktur dan menggandeng mitra lokal," kata Mega, dalam video conference, Rabu (24/6).
Sebagai informasi, unicorn merupakan sebutan bagi perusahaan rintisan atau startup dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Indonesia tercatat mempunyai empat startup yang berstatus unicorn, yakni Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO.
Tidak hanya unicorn, Indonesia juga mempunyai satu decacorn atau startup yang memiliki valuasi lebih dari US$ 10 miliar, yakni Gojek.
Ia menyebut, keberadaan Google Cloud memungkinkan perusahaan besar, termasuk unicorn, hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berinovasi. Transformasi digital juga dimungkinkan untuik diraih dengan Google Cloud.
(Baca: Potensinya Besar, Google Luncurkan Pusat Data di Jakarta Hari Ini)
Apalagi, di tengah Covid-19, transformasi digital prosesnya semakin dipercepat. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah transaksi online, bahkan untuk barang-barang yang tadinya orang cenderung berbelanja offline, seperti misalnya hardware atau peralatan rumah tangga.
Mega menilai, dengan teknologi Google Cloud perusahaan bisa mengambil kebijakan secara cepat dan tepat. Sebab, pengambilan keputusan didaasarkan pada data yang akurat. Selain itu, perusahaan juga bisa lebih efisien dalam memenuhi permintaan konsumen.
Chief Executive Officer (CEO) Google Sundar Pichai mengatakan, teknologi cloud juga sudah diterapkan di unicorn Indonesia di sektor e-commerce seperti Tokopedia. Teknologi itu digunakan Tokopedia untuk memperkirakan permintaan dan mengelola inventarisnya.
"Apa pun ukuran perusahaan atau startup di industri seperti jasa keuangan, perawatan kesehatan, manufaktur, logistik, atau retail, dan e-commerce, layanan kami hadir untuk mendukung transformasi digital," kata Sundar.
Hingga saat ini, di Indonesia Google Cloud telah dimanfaatkan sejumlah perusahaan besar, seperti Tokopedia, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT XL Axiata Tbk, Gojek, Unilever, Ticket.com, dan AirAsia.
(Baca: Pertama Kali Sejak 2008, Pendapatan Iklan Google Diprediksi Turun 5,3%)