Inovasi Pemilik Toko Sembako Bertahan di Masa Sulit Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 memukul berbagai sektor, terutama usaha mikro kecil dan menengah. Banyak pelaku usaha yang merasakan penurunan pendapatan akibat daya beli masyarakat yang melemah.
Dwi Sayekti salah satunya. Namun, pemilik warung sembako ini tak banyak mengeluh. Ia memutar otak agar usahanya tetap berjalan dengan mengubah pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat di tengah masa pandemi ini.
"Kami coba buat pelayanan baru jadi pembeli puas," kata Dwi dalam acara webinar bertajuk 'Gotong Royong Jaga UMKM Indonesia' yang diselenggarakan Katadata.co.id, Selasa (11/8).
Salah satu inovasi pelayanan tersebut dilakukan dengan mengantar pesanan pembeli. Pembeli dapat memesan barang-barang dari warungnya melalui telpon, sms, hingga whatsapp untuk diantarkan.
Selain itu, menurut dia, juga terdapat bantuan dari PT BGR Lgistics yang membuat aplikasi Warung Pangan. Aplikasi ini membantu menjembatani produsen langsung ke pembeli dan telah membantu lebih dari 3 juta UMKM.
Selain masalah pemesanana, ia juga berupaya menambah barang dagangan di warugnya agar sesuai dengan kebutuhan warga sekitar. "Kami usahakan tetangga tak belanja keluar jadi kami siapkan yang dibutuhkan," ujarnya.
Menurut Dwi, masa pandemi Covid-19 membuat ia banyak belajar terutama dalam menghasilkan inovasi. Jika tanpa menghadapi pandemi, belum tentu ia menggunakan teknologi untuk meningkatkan kinerja usahanya.
Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengaku terharu dengan optimisme Dwi. Pemerintah pun akan terus berupaya mengatasi kekhawatiran masyarakat di tengah pandemi.
Tujuannya, agar daya beli bisa meningkat dan memulihkan sektor UMKM. “UMKM tidak bisa berjalan jika tidak ada yang belanja," kata Budi dalam kesempatan yang sama.
Peningkatan daya beli juga akan menjadi salah satu faktor pendorong penyerapan stimulus UMKM Covid-19 yang sebesar Rp 123,46 triliun. Alokasi dana itu diberikan dalam bentuk subsidi bunga Rp 35,28 triliun, penempatan dana untuk restrukturasi Rp 78,78 triliun, belanja IJP 5 triliun, penjaminan modal kerja Rp 1 triliun, PPh final UMKM DTP Rp 2,4 triliun, dan pembiayaan investasi kepada korporasi melalui LPDB KUMKM Rp 1 triliun.
Hingga saat ini, realisasi stimulus tersebut sebesar Rp 32,5 triliun. Dari keseluruhan alokasi, yang sudah masuk daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) Rp 41,2 triliun, tanpa DIPA Rp 78,8 triliun, dan belum DIPA Rp 3,4 triliun.
Realisasi dukungan bagi UMKM terdiri dari penempatan dana Rp 30 triliun, pembiayaan investasi LPDB Rp 1 triliun, PPh Final UMKM DTP Rp 200 miliar, dan subsidi bunga Rp 1,31 triliun.