Pengusaha Tempe Keluhkan Harga Kedelai Impor Naik Hampir 2 Kali Lipat
Pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengeluhkan kenaikan harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang telah mencapai Rp 11 ribu per kilogram. Harga ini naik hampir dua kali lipat dari kondisi normal yang berkisar Rp6.500/kg.
"Kenaikan harganya bertahap. Sejak pertengahan 2021, sudah naik berkisar Rp9.000-an per kilogramnya. Sedangkan, awal pekan ini harga jual di pasaran berkisar Rp10.900/kg, kemudian per Jumat (11/2/2022) naik menjadi Rp11.000/kg," kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf di Kudus, seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, fluktuasi harga jual kedelai impor sudah terjadi sejak pandemi Covid-19. Pada Mei 2021, harga kedelai juga sempat mencapai Rp 10 ribu per kilogramnya.
Menurut Amar, harga kedelai impor naik karena hasil panen di negara produsen yang berkurang sehingga mempengaruhi harga jual. Amar mengatakan, produsen tahu tempe di Kudus sudah melakukan penyesuaian baik ukuran produk maupun harga jualnya sejak harga jual kedelai mencapai Rp9.000/kg.
"Permintaan kedelai impor di tempat kami saat ini rata-rata 15 ton per harinya. Sebelum pandemi, permintaannya memang cukup tinggi mencapai 20-an ton per hari," ujarnya.
Ia mengatakan, perajin tahu dan tempe sebenarnya memiliki alternatif kedelai lokal, tetapi harga jualnya hampir sama. Pedagang lebih memilih kedelai impor karena kualitas yang lebih bersih dan jaminan stok yang lebih berkelanjutan dibandingkan kedelai lokal.
Menurut dia, stok kedelai impor di Kudus saat ini mencapai sekitar 60 ton. Jumlahnya masih bisa ditambah sesuai kebutuhan di pasaran. Sementara stok kedelai lokal, menyesuaikan musim panen.
Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai sekitar 300 pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, Mejobo, dan Jati.
Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Imam Prayitno mengatakan, harga kedelai sejak pandemi memang berfluktuasi, tetapi tidak ada permasalahan di pasaran karena stok juga tersedia.