Harga Kedelai Global Melandai, Perajin Tahu Tempe Masih Mengeluh

Cahya Puteri Abdi Rabbi
2 Juni 2021, 14:40
Pekerja menyaring sari kedelai dalam proses pembuatan tahu di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten, Sabtu (29/5/2021). Pengusaha tahu dan tempe setempat mengeluhkan kenaikan harga kedelai sejak sepekan terakhir dari Rp9.500 menjadi Rp11.700 per kil
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.
Pekerja menyaring sari kedelai dalam proses pembuatan tahu di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten, Sabtu (29/5/2021). Pengusaha tahu dan tempe setempat mengeluhkan kenaikan harga kedelai sejak sepekan terakhir dari Rp9.500 menjadi Rp11.700 per kilogram di tengah lesunya pasar dampak pandemi.

Harga kedelai global mulai melandai, meski hal itu belum dirasakan di dalam negeri. Perajin tahu tempe di berbagai daerah masih mengeluhkan tingginya harga kedelai impor.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menyambut baik penurunan harga kedelai dunia pada pekan ini. Ia meminta para importir segera menyesuaikan harga kedelai impor, sehingga dapat membantu para pengrajin tahu dan tempe agar terus berproduksi.

Advertisement

“Kami minta dukungan para pelaku usaha, khususnya importir kedelai untuk menjaga harga kedelai impor agar harga tahu dan tempe di tingkat pengrajin tetap stabil,” ujar Oke dalam keterangan resminya, Senin (31/5) lalu.

Ia juga mengapresiasi komitmen para pelaku usaha dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga kedelai pada puasa dan Lebaran 2021 lalu.

Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai mulai menunjukkan tren penurunan. Pada pekan keempat Mei 2021, harga kedelai berada di kisaran US$ 15,04/bushels atau Rp 9.220/kilogram landed price, turun 5,1% dari minggu sebelumnya yaitu US$ 15,86/bushels atau Rp 9.604/kilogram landed price.

Oke berharap penurunan harga kedelai dunia terus berlanjut karena beberapa negara produsen telah memasuki masa panen.  Namun, meskipun mulai terjadi penurunan harga, Oke menilai harga kedelai dunia masih cukup tinggi. Hal ini akan berdampak pada kenaikan sementara harga tahu dan tempe sebesar 10—15%.

Oke menegaskan, Kementerian Perdagangan secara periodik akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia baik ketika terjadi penurunan maupun kenaikan harga. Langkah tersebut guna memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe dan di pasar wajar terkendali.

Kementerian Perdagangan akan memastikan distribusi kedelai terus dilakukan agar tidak terjadi kelangkaan pasokan. Oke mengatakan, dalam tiga bulan mendatang, importir akan menyalurkan kedelai paling sedikit 5.000 ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan pengrajin tahu dan tempe. Nantinya, para anggota Gakoptindo dapat mengambil secara langsung dari gudang importir.

Simak Databoks berikut: 

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi , Antara
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement