Ahli IT Ungkap 9 Faktor Akun WhatsApp Diretas & Tips Menghindarinya

Cindy Mutia Annur
24 April 2020, 17:33
akun whatsapp, whatsapp, tips, ahli IT, aplikasi pesan singkat
PXHERE.COM
Ilustrasi.Para ahli informasi teknologi mengungkapkan setidaknya ada sembilan faktor yang menyebabkan peretasan WhatsApp terjadi.

Kasus peretasan akun WhatsApp milik aktivis Ravio Patra bukanlah yang pertama kali terjadi. Hal ini juga pernah dialami beberapa pengguna lainnya, salah satunya Direktur Utama PT Tempo Inti Media Toriq Hadad.

Para ahli informasi teknologi mengungkapkan setidaknya ada sembilan faktor yang menyebabkan peretasan WhatsApp terjadi. Ada pula sejumlah tips untuk menghindarinya.

Pertama,  secara tidak sengaja korban menyetujui verifikasi sistem keamanan dua langkah  atau two-factor authentication. "Caranya, peretas perlu nomor baru untuk mengaktifkan nomor sasaran dan kemudian diverifikasi melalui kode one time password  yang bisa juga dilakukan melalui fitur pengalihan panggilan," ujar Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya kepada Katadata.co.id, Jumat (24/4).

Kedua, peretas asal menebak kode OTP akun WhatsApp sasaran hingga mendapatkan kode yang sesuai. "Tapi itu sangat kecil kemungkinannya, mencoba menebak kode OTP sebanyak 10 kali saja harus menunggu setengah jam, coba 11 kali sudah 60 menit," ujar Alfons. 

Ketiga, peretas  bisa menyusupi serangan malware atau trojan di perangkat sasaran. Ketika perangkat korban sudah terkena serangan siber, maka peretas akan  lebih mudah mengambil alih akun WhatsApp sasarannya. 

(Baca: WhatsApp Diretas, Aktivis Ravio Justru Dikabarkan Ditangkap Polisi)

Keempat, meretas akun WhatsApp korban dengan duplikasi nomor. Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menyebut cara ini pernah terjadi pada kasus pembobolan rekening wartawan senior Ilham Bintang.

Peretas berhasil menduplikasi nomor Indosat korban sehingga dapat pula langsung memakai akun WhatsApp korban. "Namun kelemahan dari cara ini adalah saat mengaktifkan WhatsApp dengan sim card duplikasi, nomor WhatsApp korban di smartphone miliknya langsung tidak aktif sehingga korban langsung tahu bahwa akunnya telah dibajak," ujar Pratama kepada Katadata.co.id, Jumat (24/4).

Kelima, peretas bisa melakukan aksi dengan cara mengirimkan tautan alias link (Uniform Resource Locator) maupun gambar dan tipografi Graphics Interchange Format (GIF) yang berisi virus. "Virus dan malware yang disusupkan ini bisa mengambil alih Whatsapp," ujar Pratama.

Keenam, dengan menyadap komunikasi handphone korban, baik dengan cara pencegatan aktif atau pasif (active/passive intercept). Ketujuh, melakukan peretasan kepada pihak ketiga penyedia layanan SMS BLAST yang mengirimkan kode OTP ke handphone korban.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...