Bank Dunia: Transisi Energi Berpotensi Membuat 2 Juta Orang Menganggur

Abdul Azis Said
13 Januari 2022, 10:44
bank dunia, transisi energi, energi bersih, PLTU
ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Ilustrasi. Studi Bank Dunia menunjukkan dampak ekonomi yang dihasilkan dari program transisi energi akan berbeda antara yang didanai swasta dan melalui blended finance atau campuran 50:50 antara pembiayaan pemerintah dan swasta.

Studi Bank Dunia menunjukkan langkah lebih ambisius pemerintah mendorong transisi energi akan menimbulkan biaya mahal terhadap perekonomian dalam jangka pendek hingga menengah. Dalam skenario terburuk, langkah ini berpotensi menyebabkan 2,1 juta orang kehilangan pekerjaannya pada 2040.

Bank Dunia menggunakan dua skenario untuk menghitung dampak ekonomi dari rencana transisi energi di dalam negeri dengan estimasi waktu tahun 2040. Kedua skenario tersebut menggunakan baseline target NDC Indonesia yang tertuang dalam RUPTL 2021-2030.

Skema pertama yakni pensiun dini PLTU batu bara dilakukan dalam 20 tahun. Emisi karbon berkurang 40%  dan kapasitas terpasang PLTU baru bara tersisa kurang dari 5 GW pada 2040. Sementara pada skema kedua, emisi CO2 bisa dikurangi hingga 70% dan tidak ada lagi pembangkit batu bara.

Bank Dunia dalam studi tersebut juga membandingkan dampak ekonomi transisi energi berdasarkan sumber pendanaan. Dampak yang dihasilkan akan berbeda antara yang didanai swasta dan melalui blended finance atau campuran 50:50 antara pembiayaan pemerintah dan swasta.

"Kehilangan pekerjaan diperkirakan mencapai hingga 2 juta secara kumulatif pada tahun 2040 dalam skenario terburuk," tulis Bank Dunia dalam laporannya bertajuk A Green Horizon: Toward a High Growth and Low Carbon Economy dikutip Kamis (13/1).

Dalam skenario pertama dan jika pembiayaan sepenuhnya melalui swasta, maka risiko pengurangan tenaga kerja sekitar 500 ribu orang. Namun akan semakin banyak jika didanai melalui dengan skema blended, yakni dapat mencapai 1,8 juta orang.

Sementara menggunakan skenario kedua dan sepenuhnya pembiyaan swasta, hasilnya justru dapat menciptakan 50 ribu tenaga kerja baru. Namun hasil jauh berbeda jika dilakukan dengan blended finance, yakni justru menciptakan pengurangan 2,1 juta tenaga kerja.

Jumlah sekitar 2 juta tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan itu setara 1% dari populasi angkatan kerja di Indonesia atau 18% terhadap angkatan kerja di empat provinsi yang ekonominya terkait erat pada batu bara.

Meski begitu, Bank Dunia dalam catatannya menyebut, kehilangan pekerjaan ini akan dikompensasi dengan adanya penciptaan lapangan kerja baru di sektor gas dan energi terbarukan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...