Korea Selatan Jatuh ke Jurang Resesi, Bagaimana Dampak ke Ekonomi RI?
Korea Selatan mencatatkan ekonomi pada kuartal II 2020 terkontraksi 3,3% dibanding kuartal sebelumnya atau 2,9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Ekonomi negeri gingseng ini secara teknis resmi masuk dalam fase resesi.
Lantas apa dampaknya ke Indonesia?
Korea Selatan saat ini merupakan salah satu negara mitra dagang utama dan penanam modal terbesar. Badan Pusat Statistik mencatat Korea Selatan berada di posisi ke-12 negara tujuan ekspor nonmigas terbesar dan posisi ke-10 negara importir terbesar pada semester I 2020.
Total ekspor Indonesia ke Korsel pada paruh pertama tahun ini anjlok 12,38% dari US$ 3,2 miliar menjadi US$ 2,79 miliar. Sementara total impor dari Korsel turun lebih dalam 14,03% dari US$ 3,6 miliar menjadi US$ 3,09 miliar.
Sementara dari sisi investasi, Negeri KPop ini menempati posisi keenam sebagai negara penanam modal terbesar di Indonesia pada sepanjang semester I 2020. Namun, Korsel menempati posisi ke-5 untuk investasi khusus pada kuartal II 2020.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, Korsel membangun 1.495 proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 553,6 miliar pada kuartal II 2020. Sedangkan sepanjang paruh pertama tahun ini, Korsel menggarap 2.497 proyek dengan nilai investasi US$ 683 miliar.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance Aviliani menilai resesi ekonomi di Korea Selatan tak akan merugikan Indonesia. Indonesia justru berpotensi diuntungkan. "Nanti investasi yang seharusnya ke Korea Selatan masuk ke Indonesia," kata Ekonom Senior INDEF Aviliani dalam sebuah diskusi, Kamis (23/7).
Hal ini antara lain terbukti dengan adanya sejumlah bank asing yang menanamkan sahamnya di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa potensi Indonesia masih cukup baik.
Meski Indonesia akhirnya ikut jatuh ke jurang resesi, Aviliani menilai investor asing tak akan serta-merta menarik modalnya. Resesi ekonomi kemungkinan hanya akan terjadi jika belanja pemerintah lambat.
"Sedangkan pasar kita nanti setelah pandemi masih bagus," ujarnya.
Adapun jika Indonesia berhasil mencatatkan capaian positif pada kuartal II 2020, investor asing dinilai ia tentunya akan semakin percaya dengan Indonesia. "Jadi kita harus siap-siap juga rupiah semakin menguat dengan banyaknya investasi masuk," kata dia.
Korea Selatan menyusul Singapura yang sebelumnya telah mengumumkan realisasi ekonomi kuartal II minus 41,2% secara kuartalan atau 12,6% secara tahunan. Capaian ini membuat Singapura secara resmi masuk dalam fase resesi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia sebelumnya mengaku tak khawatir dengan keadaan resesi ekonomi Singapura meski Negeri Jiran itu merupakan penenam modal terbesar di Indonesia. "Tidak terlalu berpengaruh terhadap investasi," kata Bahlil dalam konferensi virtual, kemarin.
Bahlil beralasan, investasi Singapura sudah masuk ke Indonesia. Dengan demikian, realisasi investasi tak akan terhambat meski negara tersebut mengalami resesi. "Saya yakin tetap jalan, buktinya ekonomi mereka sudah minus tapi tetap paten realisasinya," ujarnya.