Tiga Kementerian Godok Subsidi Pulsa untuk Pelajar hingga Dosen
Pemerintah tengah menggodok rencana kebijakan subsidi pulsa guna membantu proses belajar mengajar secara daring yang tengah dilakukan sebagian besar masyarakat. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan subsidi pulsa dapat diberikan kepada pelajar, guru, maupun dosen.
Ia mengatakan bahwa subsidi pulsa untuk kegiatan pendidikan ini tengah digodok Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, Erick belum dapat mempresentasikan lebih detail terkait rencana ini lantaran belum final.
"Sekarang kami sedang mempelajari apakah ada juga bantuan subsidi pulsa untuk dosen, guru, dan para murid semuanya. Tetapi saya belum bisa presentasi detail karena masih digodok dengan kementerian lain," kata Erick dalam diskusi bersama Nahdlatul Ulama, Rabu (12/8).
Sebelumnya, Telkom dan Kominfo sudah memberikan subsidi pulsa dan kuota untuk akses pendidikan dan penanganan pandemi Covid-19 dengan total nilai mencapai Rp 1,7 triliun. Erick mengklaim bahwa Telkom dan anak usahanya PT Telkomsel memberikan subsidi hingga Rp 1,4 triliun per bulannya.
Telkom mencatatkan laba bersih Rp 10,98 triliun sepanjang semester I 2020. Perolehan tersebut turun tipis 0,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 11,07 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit, penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan pendapatan Telkom yang senilai Rp 66,85 triliun pada 30 Juni 2020. Angka tersebut turun 3,59% dibandingkan periode sama 2019 dengan pendapatan Rp 69,34 triliun.
Pendapatan terbesar Telkom semester I 2020 masih berasal dari penjualan data, internet, dan jasa teknologi informasi senilai Rp 37,91 triliun. Jumlah ini naik 3,05% dibandingkan semester I 2019 sebesar Rp 36,78 triliun.
Rencana kebijakan subsidi pulsa juga sebelumnya disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurut dia, masih banyak pelajar yang tidak mampu membayar pulsa untuk mengakses kelas daring. Adapula yang tidak memiliki teknologi yang memadai untuk melakukan pembelajaran daring. "Maka dari itu kami sedang pecahkan bersama kementerian terkait bagaimana kami bisa membantu," kata Sri Mulyani dalam acara "Gotong Royong #JagaUMKMIndonesia: Stimulus Pemerintah Untuk Perkuat UMKM", Selasa (11/8).
Ia pun menekankan bantuan pendidikan akan terus diutamakan bersamaan dengan fasilitas kesehatan di tengah pandemi. "Terutama untuk keluarga miskin," ujarnya.
Pandemi Covid-19 menuntut dunia pendidikan untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar dari rumah secara daring. Ironisnya tak seluruh satuan pendidikan di Indonesia memiliki akses listrik, apalagi internet. Sehingga banyak peserta didik yang terhambat untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah.