Uang Beredar Meningkat, Penyaluran Kredit Masih Seret pada Juli

Agustiyanti
31 Agustus 2020, 14:38
uang beredar, pertumbuhan kredit, penyaluran kredit, uang beredar
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi. Penyaluran kredit pada Juli hanya tumbuh 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonoamian atau uang beredar dalam arti luas pada Juli 2020 mencapai Rp 6.567,7 triliun, tumbuh 10,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, penyaluran kredit pada periode yang sama hanya tumbuh 1% menjadi Rp 5,553,6 triliun.

Berdasarkan data uang beredar yang dirilis BI pada Senin (31/8), pertumbuhan uang beredar dalam arti luas atau M2 pada Juli lebih baik dibandingkan Juni yang hanya tumbuh 8,2% secara tahunan. Pertumbuhan M2 terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi atau dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah maupun valuta asing yang tumbuh 9,7% menjadi Rp 4.865,88 triliun, lebih tinggi dari Juni 8,2%.

Uang kartal di masyarakat di luar perbankan dan BI pada Juli juga tercatat naik 7,8% menjadi Rp 668,1 triliun, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan lalu 4,2%. Peningkatan uang kartal sejalan dengan momentum Idul Adha dan libur panjang pada akhir Juli 2020. Sementara giro rupiah tumbuh kencang mencapai 16,9%, naik dibandingkan bulan sebelumnya 11%.

Secara total, dana pihak ketiga pada Juli tumbuh 7,7% secara tahunan menajadi 6.058,7 triliun, naik tipis dibandingkann pertumbuhan bulan lalu yang mencapai 7,6%.

 Di sisi lain, kredit tumbuh stagnan secara tahunan dibandingkan bulan lalu yakni 1% secara tahunan menjadi Rp 5.552,6 triliun. Penyaluran kredit pada debitur korporasi nonfinansial meningkat dari 0,7% menjadi 0,9% dengan total penyaluran Rp 2.788 triliun. Namun, penyaluran kredit pada debitur perorangan melambat dari 2% menjadi 1,5% dengan total penyaluran mencapai Rp 2.548,9 triliun.

Sementara berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi tumbuh stagnan sebesar 5,2% menjadi Rp 1.471,1 triliun. Kredit konsumsi tumbuh melambat dari 2% pada juni menjadi sebesar 1,5% dengan total penyaluran mencapai Rp 1.585,2 triliun. Sementara kontraksi pada kredit modal kerja menurun dari minus 2% pada Juni menjadi negatif 1,7% dengan total penyaluran mencapai Rp 2.480,1 triliun.

Penyaluran kredit modal kerja dan investasi antara lain mulai membaik pada sektor industri pengolahan. Pertumbuhan kredit investasi pada sektor ini naik dari 4,4% pada Juni menjadi 5,1%. Sedangkan kontraksi kredit modal kerka pada sektor pengolahan turun dari minus 0,5% menjadi minus 0,4%.

 Di sisi lain pertumbuhan kredit konsumsi melambat terutama disebabkan oleh kredit kendaraan bermotor yang terkontraksi lebih dalam dari Juni yang minus 9,7% menjadi negatif hingga 11,8%. Penyaluran KPR juga melambat dari tumbuh 3,5% menjadi 3,4%. Demikian dengan kredit multiguna yang melambat dari tumbuh 45,5% menjadi 43,3%.

BI juga mencatat rata-rata suku bunga kredit mulai menurun. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 9,92%, turun dibandingkan bulan sebelumnya 9,96%. Penurunan suku bunga kredit seiring dengan penurunan bunga acuan BI yang sudah mencapai 2% sepanjang tahun ini. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...