Survei BI: Kebutuhan Kredit Korporasi Mulai Meningkat Jelang Ramadan
Survei permintaan perbankan Bank Indonesia mengindikasikan kebutuhan kredit korporasi meningkat pada Maret 2021. Kebutuhan tersebut terutama untuk mendukung aktivitas operasional.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, peningkatan terindikasi dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 16,6%, lebih tinggi dibandingkan 8,2% pada bulan sebelumnya. "Sektor yang mengalami peningkatan kebutuhan pembiayaan, yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertanian, perikanan dan kehutanan, konstruksi, serta reparasi mobil dan motor," kata Erwin dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (16/4).
Responden menginformasikan bahwa mayoritas kebutuhan pembiayaan yang meningkat masih dipenuhi dari dana sendiri. i sisi lain, pilihan untuk menambah pinjaman ke perbankan dalam negeri dan menambah pinjaman dari perusahaan induk terindikasi menurun dibandingkan periode sebelumnya.
Secara umum, preferensi responden yang memilih menggunakan dana sendiri terutama didasarkan pada alasan aspek kemudahan dan kecepatan memperoleh dana. Responden yang memilih untuk menambah pinjaman dari perbankan dalam negeri memiliki alasan kemudahan dan kecepatan perolehan dana, serta suku bunga yang lebih murah. Sedangkan alasan penggunaan pendanaan dari perusahaan induk atau afiliasi adalah kemudahan dan kecepatan memperoleh dana.
Kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang atau Juni 2021 diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Beberapa sektor dengan peningkatan pembiayaan terbesar adalah sektor informasi dan komunikasi, industri pengolahan, pertanian, perikanan dan kehutanan, serta konstruksi.
Sebagian besar responden korporasi masih menjawab kebutuhan pembiayaan yang meningkat akan digunakan untuk mendukung aktivitas operasional (86,5%), mendukung pemulihan permintaan domestik pasca penerapan normal baru (24,5%), dan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak dapat di roll over (23,2%).
Sementara itu, survei mengindikasikan penambahan pembiayaan rumah tangga pada Maret 2021 melalui utang atau kredit masih terbatas. Ini tercermin dari persentase responden rumah tangga yang menambah utang pada Maret 2021 sebesar 9,5% dari total responden, lebih rendah dari 12,2% pada bulan sebelumnya.
Responden rumah tangga masih mengandalkan bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan. Tingkat suku bunga masih menjadi aspek pertimbangan utama responden rumah tangga dalam pengajuan pembiayaan pada Maret 2021 . Faktor lainnya yang berpengaruh antara lain faktor persetujuan dari lembaga peminjam, serta administrasi.
Perbankan mulai menurunkan bunga kredit seiring penurunan bunga acuan BI yang tergambar dalam databoks di bawah ini.
Sebanyak 7,7% dari responden yang tidak melakukan penambahan pembiayaan pada bulan laporan memiliki rencana untuk melakukan penambahan pembiayaan pada waktu mendatang. Menurut preferensi jenis pembiayaan, kredit multi guna (KMG) masih menjadi pilihan utama rumah tangga yang berencana melakukan pengajuan pembiayaan ke depan, diikuti kredit kendaraan bermotor dan kredit pemilikan rumah (KPR).
Dari sisi penawaran perbankan, penyaluran kredit baru pada Maret 2021 terindikasi lebih tinggi dibandingkan Februari 2021. SBT penyaluran kredit baru pada Maret 2021 sebesar 68,7%, lebih tinggi dibandingkan 40,6% pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan kelompok bank, peningkatan kemungkinan terjadi pada seluruh kategori bank. Menurut jenis penggunaannya, penyaluran kredit baru pada Maret 2021 juga diramal terjad pada seluruh jenis kredit.
Berdasarkan kategori lapangan usaha, penyaluran kredit baru pada Maret 2021 terutam diprioritaskan kepada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dikuti oleh industri pengolahan, konstruksi, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan. Faktor utama yang memengaruhi perkiraan itu yakni naiknya permintaan pembiayaan dari nasabah serta prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan.
Penyaluran kredit baru diprediksikan kembali meningkat pada April 2021 meski diindikasi tidak setinggi bulan sebelumnya, tercermin dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru April 2021 sebesar 66,3%. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan kemungkinan terjadi pada seluruh kategori bank, tertinggi pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Umum Syariah (BUS). Sementara berdasarkan jenis penggunan, peningkatan tertinggi diperkirakan pada KPR dan kredit modal kerja.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi Lukman menyampaikan bahwa bunga kredit yang belakangan ini sudah mulai turun cukup menarik minat para pengusaha makanan dan minuman untuk mengajukan pembiayaan kepada perbankan. "Salah satunya digunakan untuk pengembangan usaha," kata Adhi kepada Katadata.co.id, Jumat (19/3).
Kendati demikian, menurut dia, para pengusaha tetap membutuhkan waktu dalam peningkatan kapasitas produksi. Dengan demikian, ekspansi usaha tidak serta-merta langsung dilakukan meski menjelang bulan Ramadan.