Rupiah Menguat di Bawah 14.500/US$ Berkat Ekspektasi Pemulihan Global
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,16% ke level Rp 14.502 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Senin (26/4). Rupiah naik karena ekspektasi positif pasar terhadap pemulihan ekonomi global.
Mengutip Bloomberg, rupiah kian bergerak menguat dan berada di posisi Rp 14.491 per dolar AS hingga pukul 09.30 WIB. Bersamaan dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia menguat. Yen Jepang naik 0,09%, dolar Singapura 0,1%, dolar Taiwan 0,37%, won Korea Selatan 0,27%, peso Filipina 0,16%, yuan Tiongkok 0,14%, ringgit Malaysia 0,09%, dan baht Thailand 0,06%. Adapun hanya dolar Hong Kong dan rupee India yang melemah masing-masing 0,02% dan 0,09%.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah menguat mengikuti sentimen kenaikan mata uang regional terhadap dolar AS pagi ini. "Penguatan nilai tukar regional dipengaruhi oleh ekspektasi positif pasar terhadap pemulihan ekonomi global seperti yang ditunjukkan oleh data-data ekonomi yang positif," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (26/4).
Ia menjelaskan, data Purchasing Manager Index (PMI) sektor manufaktur dan jasa Kawasan Eropa yang dirilis pada pekan lalu lebih bagus dari ekspektasi. Data tenaga kerja AS dan Inggris juga terlihat membaik. Tiongkok sebelumnya juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal I yang sangat tinggi.
Menurut Ariston, data ekonomi Indonesia juga menunjukan perbaikan. "Data seperti PMI manufaktur bertumbuh dan surplus data neraca perdagangan," ujar dia.
Namun, dia mengkhawatirkan naiknya kasus harian Covid-19 di dunia dapat memicu kekhawatiran pelaku pasar sehingga penguatan nilai tukar terhadap dolar AS akan tertahan. Melansir Worldometers, kasus positif global bertambah 2.648 per pukul 09.00 WIB hari ini menjadi 147,78 juta. Angka kematian mencapai 3,12 juta dan kesembuhan 125,74 juta.
AS masih merupakan negara dengan kasus tertinggi yaitu 32,82 juta. Sementara Indonesia ada di peringkat 18 dengan 1,64 juta kasus.
Di sisi lain, Ariston menuturkan bahwa musim dividen di Tanah Air juga bisa menahan penguatan karena kebutuhan dolar AS untuk pembayaran dividen meningkat. Rupiah berpotensi menguat ke Rp 14.460, dengan peluang resistance di kisaran Rp 14.550 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, sentimen positif dari dalam negeri masih minim. Selain itu, kondisi pandemi di beberapa negara di Asia memburuk, seperti India, Thailand, dan Jepang.
"Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan terhambatnya pemulihan ekonomi di kawasan Asia, termasuk Indonesia," kata Rully kepada Katadata.co.id, Senin (26/4).
Maka dari itu, dia memperkirakan pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen. Tekanan terhadap rupiah kemungkinan akan meningkat pada awal pekan ini karena dampak negatif dari memburuknya pandemi di kawasan Asia.
"Pergerakan dalam kisaran Rp 14.504 dan 14.567 per dolar AS," ujarnya.