Rupiah Perkasa ke 14.470 per Dolar AS Berkat Keputusan The Fed
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,48% ke level Rp 14.430 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Kamis (29.4). Rupiah perkasa usai Bank Sentral AS, The Fed, mempertahankan kebijakan longgar di tengah pandemi.
Mengutip Bloomberg, rupiah hingga pukul 09.40 WIB bergerak melemah dari posisi pembukaan ke level Rp 1.470 per dolar AS, tetapi masih menguat dari posisi penutupan kemarin. Mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,07%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,08%, dolar Taiwan 0,18%, won Korea Selatan 0,53%, peso Filipina 0,13%, rupee India 0,15%, dan baht Thailand 0,39%. Hanya ringgit Malaysia yang melemah 0,17%.
Analis HFX Berjangka Adhy Pangestu mengatakan, dolar AS diperdagangkan melemah usai rapat The Fed. "Rapat Fed dengan suara bulat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol dan kebijakan moneternya yang longgar sampai kondisi pasar tenaga kerja telah mencapai tingkat yang konsisten dengan penilaian komite atas lapangan kerja maksimum," ujar Adhy kepada Katadata.co.id, Kamis (29/4).
Pernyataan tersebut keluar di tengah inflasi AS yang telah meningkat menjadi 2% dan kemungkinan di atas level tersebut untuk beberapa waktu ke depan. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,15% ke level 90.47.
Adhy menjelaskan, The Fed mengakui bahwa kemajuan vaksinasi virus corona dan dukungan kebijakan telah menunjukkan tanda-tanda kekuatan ekonomi dan meningkatnya inflasi. Namun, pembuat kebijakan menegaskan, krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung terus membebani ekonomi dan risiko terhadap prospek ekonomi tetap ada.
The Fed juga memutuskan untuk mempertahankan laju pembelian obligasi sebesar US$ 120 miliar per bulan. "Ini menyebabkan dolar AS melemah secara luas, hampir terhadap semua mata uang utama sehingga kemungkinan rupiah menguat tipis di kisaran Rp 14.400 per dolar AS," katanya.
Senada, Analis Monex Investindo Futures Faisyal memperkirakan, rupiah berpeluang menguat dalam jangka pendek seiring outlook melemahnya dolar AS akibat keputusan The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di dekat level nol persen. "Otoritas juga menegaskan bahwa suku bunga di level rendah akan dipertahankan setidaknya hingga 2023," ujar Faisyal kepada Katadata.co.id, Kamis (29/4).
Selain itu, Gubernur Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan pemangkasan kebijakan akomodasi dalam rapat semalam. Kendati begitu, Faisyal mengingatkan bahwa penguatan rupiah akan terbatas jika pasar mempertimbangkan pidato Presiden AS Joe Biden pagi ini.
Orang nomor satu di Negeri Adidaya itu mengatakan akan mempertahankan sanksi di era Presiden Trump dalam pertempuran teknologi dengan Tiongkok. "Ini dapat memicu ketegangan kembali di antara dua negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia," katanya.
Selain itu, dia menyebutkan bahwa pasar tentu juga harus waspadai masalah Covid-19 global yang trennya kembali memburuk akhir-akhir ini sehingga dapat memicu sentimen hindar aset berisiko. Potensi rentang pergerakan rupiah hari ini ada di antara Rp 14.450 - 14.550 per dolar AS.
Melansir Worldometers, kasus positif corona dunia mencapai 150,22 juta. Angka kematian tercatat 3,16 juta dan kesembuhan 127,74 juta. India menjadi negara dengan penyumbang kematian harian terbanyak pada kemarin.