Belanja Masyarakat di Daerah Tujuan Mudik Melonjak

Agatha Olivia Victoria
19 Mei 2021, 13:49
mudik, mudik lebaran, ramadan, belanja masyarakat
ANTARA FOTO/Ardiansyah/hp.
Ilustrasi. Data Facebook mobility menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang tetap tinggal di tempat yang sama cenderung menurun, terutama menjelang hari raya Idul Fitri.

Sebagian masyarakat masih nekat mudik Lebaran meski dilarang pada tahun ini. Belanja masyarakat di daerah tujuan mudik pun melonjak.

Kepala Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan, banyak yang nekat mudik ke kampung halamannya sebelum larangan berlaku. Pelarangan mudik tampaknya tidak mengurangi pergerakan penduduk.

Dia memaparkan, data Facebook mobility menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang tetap tinggal di tempat yang sama cenderung menurun, terutama menjelang hari raya Idul Fitri. "Ramainya masyarakat yang mudik meyebabkan belanja di daerah meningkat drastis," kata Teguh dalam Mandiri Economic Outlook & Industri 2Q21, Rabu (19/5).

Menurut Teguh, peningkatan tertinggi belanja masyarakat selama Ramadan terjadi di Probolinggo dengan kenaikan nilai indeks belanja dibanding sebelum Ramadan sebesar 12,6 poin. Disusul Cimahi 9,8 poin, Mojokerto 9,4 poin, serta Magelang dan Sukabumi masing-masing 8,3 poin.

Sementara, peningkatan belanja masyarakat di Jakarta selama Ramadan sebesar 0,7 poin menjadi kedua yang paling rendah setelah Yogyakarta yakni 0,4 poin.

Kota-kota besar lainnya di Jawa seperti Tangerang, Bandung, Semarang, dan Surabaya yang biasanya menjadi daerah asal pemudik, secara umum juga memiliki kenaikan nilai indeks belanja pada periode Ramadan yang lebih rendah. Ini jika dibandingkan daerah lainnya di Jawa, yang biasanya menjadi tujuan pemudik.

Kendati meningkat, Teguh menuturkan bahwa proporsi nilai belanja di beberapa wilayah tujuan mudik tersebut masih belum tinggi terhadap total belanja nasional. "Masih lima kota terbesar yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang," ujarnya.

Ia pun menjelaskan bahwa indeks nilai belanja cenderung terus meningkat saat ini. Perkembangan itu mengindikasikan pemulihan level belanja ke atas level pra-pandemi.

Menurut dia, salah satu pendorong kenaikan indeks adalah momentum belanja di bulan Ramadan dan Idul Fitri. Belanja masyarakat di sejumlah provinsi di pulau Jawa pun sudah mulai pulih kecuali Yogyakarta dan Bali yang mengandalkan sektor pariwisata. Pemulihan yang panjang di kedua provinsi ini dapat berdampak pada ketimpangan antara Bali dengan daerah lain.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah pemudik pada Lebaran 2021 sebanyak 1,5 juta orang. Mereka nekat mudik meski pemerintah sudah mengeluarkan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, jika mudik tak dilarang, sekitar 33% masyarakat akan pulang ke kampung halaman.

Saat pertama kali pemerintah mengumumkan larangan mudik, sebanyak 11% masyarakat masih berniat pulang kampung. “Saat kampanye sudah dilakukan turun jadi 7% atau sekitar 18 juta orang. Setelah itu kami lakukan aksi-aksi yang dilakukan, termasuk Polri turun lagi, menurut catatan kami kurang lebih 1,5 juta lebih sedikit," kata Budi Karya pekan lalu. 

Karena masih cukup banyak pemudik yang lolos dari sejumlah penyekatan, pemerintah pun mulai mengantisipasi kepadatan saat arus balik. Budi Karya memprediksi gelombang arus balik  terjadi pada 16-20 Mei 2021. 

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...