Pemerintah Bayar Pinjaman, Utang Luar Negeri Turun jadi Rp 6.056 T

Agatha Olivia Victoria
21 Mei 2021, 12:48
utang luar negeri, utang pemerintah, bank indonesia
Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. Utang luar negeri pada kuartal I 2021 tumbuh 7% jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang sebesar US$ 389,3 miliar.

Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia kuartal  I 2021 sebesar US$ 415,6 miliar atau setara Rp 6.056 triliun, turun 0,4% dibandingkan kuartal IV 2020 sebesar US$ 417,5 miliar. Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan posisi utang pemerintah

Kendati demikian, posisi ULN Indonesia tersebut tumbuh 7% jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang sebesar US$ 389,3 miliar. Pertumbuhan tahunan itu lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan kuartal IV 2020 yang sebesar 3,5%.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, posisi ULN pemerintah pada kuartal I 2021 mencapai US$ 203,4 miliar atau lebih rendah 1,4% dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020. "Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (21/5).

Secara tahunan, ULN pemerintah kuartal pertama tahun ini tumbuh 12,4%, lebih tinggi dibandingkan 3,3% pada kuartal IV 2020. Hal ini didukung kepercayaan investor asing yang tetap terjaga, sehingga mendorong aliran masuk modal di pasar surat berharga negara (SBN) domestik.

Selain melalui SBN, pemerintah menarik sebagian komitmen pinjaman luar negeri, baik dari bilateral, multilateral, maupun komersial dalam upaya mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas.

Belanja tersebut antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,7% dari total ULN pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,1%), sektor jasa pendidikan (16,2%), sektor konstruksi (15,3%), dan sektor keuangan dan asuransi (12,9%). Posisi ULN pemerintah periode laporan relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.

Sedangkan, pertumbuhan ULN swasta kuartal I 2021 tercatat 2,3%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 3,8%. Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,2%, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 6,6%.
Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan juga terkontraksi semakin dalam menjadi kontraksi 7,1% dari 5,7% pada kuartal sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada kuartal I 2021 mencapai sebesar US$ 209,4 miliar atau sedikit lebih tinggi 0,6% dibandingkan dengan posisi pada kuartal  IV 2020.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar dengan pangsa mencapai 77,4% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan. ULN tersebut masih didominasi jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,2% terhadap total ULN swasta.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...