Pemerintah Terbitkan Surat Utang Global Berdenominasi Yen Rp 10,8 T
Pemerintah menerbitkan surat utang negara (SUN) berdenominasi yen Jepang senilai ¥ 100 miliar atau setara Rp 10,8 triliun pada hari ini, Jumat (21/5). Penerbitan obligasi yang biasa dikenal dengan samurai bonds ini merupakan yang kedua kalinya di masa pandemi.
Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Kementerian Keuangan, terdapat enam seri SUN yang diterbitkan. Keenam seri yang dimaksud yakni RIJPY0524, RIJPY0526, RIJPY0528, RIJPY0531, RIJPY0536, dan RIJPY0541.
Seri RIJPY0524 diterbitkan senilai ¥ 29 miliar dengan tingkat kupon 0,33% dan tenor tiga tahun. Seri RIPJPY0526 sebesar ¥ 46,8 miliar dengan kupon 0,57% dan tenor lima tahun. Seri RIJPY0528 diterbitkan ¥ 1,2 miliar dengan kupon 0,7% dan tenor tujuh tahun.
Lalu seri RIPJY0531 diterbitkan senilai ¥ 18,2 miliar dengan tingkat kupon 0,89% dan tenor 10 tahun. Sementara seri RIPJY0536 dan RIJPY0541 diterbitkan masing-masing ¥ 2,5 miliar dan ¥ 2,3 miliar. Keduanya memiliki bunga masing-masing 1,17% dan 1,44% dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun.
Adapun nominal penerbitan SUN pada tenor tiga tahun merupakan yang terkecil dalam sejarah samurai bonds Pemerintah Indonesia. Sekitar 70% dari total nominal penerbitan kali ini memiliki tenor lima tahun ke atas.
DPPR pun mencatat, permintaan investor meningkat signifikan pada penerbitan kali ini. Terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribe sebanyak 1,6 kali.
Pemerintah memulai official marketing penerbitan samurai bonds ini pada hari Selasa (18/5) lalu. Dalam tiga hari pelaksanaan proses tersebut, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mempersempit final guidance ke level terendah dari hampir semua seri.
Berdasarkan tipenya, investor pada transaksi kali ini terdiri dari city banks (22.2%), asuransi (7%), manajer aset (31.1%), koperasi pusat (7%), bank sentral (4.0%), dana masyarakat (0.2%), shinkin bank atau bank daerah (8.9%), dan lainnya (19.6%). Sedangkan investor dari luar Jepang tercatat sebanyak 17,7% dari jumlah total investor.
Penerbitan samurai bonds kali ini ditujukan untuk pembiayaan defisit APBN 2021, termasuk untuk penanganan Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi nasional. Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mizuho Securities Co., Ltd., Nomura Securities Co., Ltd, dan SMBC Nikko Securities Inc.
Bank Indonesia mencatat, utang luar negeri (ULN) Indonesia kuartal I 2021 US$ 415,6 miliar atau setara Rp 6.056 triliun, turun 0,4% dibandingkan kuartal IV 2020 sebesar US$ 417,5 miliar. Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan posisi utang pemerintah.
Kendati demikian, ULN tersebut tumbuh 7% jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang sebesar US$ 389,3 miliar. Pertumbuhan tahunan itu lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan kuartal IV 2020 yang sebesar 3,5%.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, posisi ULN pemerintah pada kuartal I 2021 mencapai US$ 203,4 miliar atau lebih rendah 1,4% dibandingkan dengan posisi pada kuartal IV 2020. "Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (21/5).
Secara tahunan, ULN pemerintah kuartal pertama tahun ini tumbuh 12,4%, lebih tinggi dibandingkan 3,3% pada kuartal IV 2020. Hal ini didukung kepercayaan investor asing yang tetap terjaga, sehingga mendorong aliran masuk modal di pasar surat berharga negara (SBN) domestik.