Modal Asing Masuk Rp 11,6 T di Tengah Sentimen Tapering Off The Fed
Bank Indonesia mencatat terdapat aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 11,63 triliun dalam sepekan terakhir. Modal asing yang deras mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS di tengah kembali menguatnya wacana tapering off usai pidato Gubernur Fed akhir pekan lalu.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, dana asing masuk Rp 10,57 triliun di pasar surat berharga negara (SBN), serta Rp 1,06 triliun di pasar saham. "Berdasarkan data setelmen selama awal tahun 2021, terdapat nonresiden beli neto sebesar Rp 27,24 triliun." kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat, (3/9).
Tingkat premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun pada minggu pertama September turun dari 69,89 bps ke level 65,99 bps. Imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun stabil di level 6,09%, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) 10 tahun turun ke level 1,284%.
Nilai tukar rupiah ditutup ke level Rp 14.263 per dolar AS pada perdagangan minggu ini, menguat 1,08% dibandingkan penutupan minggu lalu Rp 14.418 per dolar AS. Rupiah tetap perkasa di tengah kembali menguatnya wacana tapering off bank sentral AS usai pidato Gubernur Fed Jerome Powell akhir pekan lalu.
Jerome Powell hadir dan memberikan pidatonya dalam simposium tahunan Jackson Hole pada Jumat petang (27/8). Dalam pidatonya itu, Powell kembali memperjelas adanya rencana pengurangan pembelian obligasi pemerintah akhir tahun ini. Namun dia belum mengungkap jadwal pastinya. Sementara, beberapa pejabat regional mendesak agar langkah tapering diumumkan dalam rapat pejabat Fed pertengahan bulan ini dan pengurangan pembelian obligasi dimulai bulan depan.
“Jika pertumbuhan jumlah pekerjaan berlanjut, tapering off bisa tahun ini,” kata dia dikutip dari Reuters, Sabtu (28/8).
Perusahaan penyedia jasa manajemen, Automatic Data Processiong (ADP) pada Selasa (31/8) merilis data yang menunjukkan tenaga kerja baru AS di sektor swasta hanya bertambah 374 ribu orang untuk periode Agustus 2021. Meskipun di atas 326 ribu pada Juli 2021, realisasi bulan lalu itu jauh di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 600 ribu.
Kendati sudah memberi sinyal kuat pengurangan pembelian obligasi, The Fed tampaknya masih jauh dari pembicaraan untuk menaikkan suku bunga. Seperti yang diketahui, suku bunga acuan Fed saat ini berada di level rendah mendekati nol persen yakni 0%-0,25%. Powell dalam pidatinya pekan lalu juga hanya mengatakan pemulihan ekonomi masih berlanjut namun bank sentral masih mewaspadai lonjakan varian Delta.
"Kami akan dengan hati-hati menilai data yang masuk dan risiko yang berkembang," kata Powell.
Dari dalam negeri, data-data ekonomi yang rilis pekan ini tampaknya ikut memberi efek penguatan. IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur bulan Agustus tercatat menguat dari 40,1 tahun bulan Juli menjadi 43,7 pada Agustus. Meski begitu, kenaikan tersebut belum berhasil membawa Indonesia keluar dari zona kontraksi.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan indeks harga konsumen (IHK) bulan Agustus kembali mencatat inflasi 0,03% secara month-to-month (mtm). Meski mobilitas dilaporkan mulai melonggar sepanjang bulan lalu, inflasi Agustus tercatat melambat dibandingkan IHK bulan Juli sebesar 0,08% secara mtm.