Rupiah Berpotensi Menguat Terdorong Menghijaunya Bursa Saham Global
Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis 0,02% ke level Rp 14.155 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah diramal menguat di tengah membaiknya sentimen terhadap aset berisiko terlihat dari menghijaunya bursa saham Asia dan yang didorong oleh laporan keuangan kuartal III sejumlah raksasa teknologi yang memuaskan.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke Rp 14.164 per dolar AS pada pukul 09.30 WIB. Posisi ini melemah dari penutupan kemarin di posisi Rp 14.158 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat. Dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura dan yuan Cina kompak menguat 0,07%, dolar Taiwan 0,14%, won Korea Selatan 0,34%, ringgit Malaysia 0,09% dan bath Thailand 0,03%. Sedangkan yen Jepang melemah 0,11% bersama peso Filipina 0,01% dan rupee India 0,25%.
Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah bisa menguat ke level Rp 14.120, dengan potensi pelemahan di kisaran Rp 14.180 per dolar AS. Penguatan ditopang membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko.
"Penguatan indeks saham Asia pagi ini mengikuti penguatan indeks saham AS yang dipicu ekspektasi positif laporan pendapatan perusahaan teknologi besar," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (26/10).
Mayoritas indeks saham utama Asia dan Pasifik menguat pagi ini. Nikkei 225 Jepang terapresiasi 1,80%, disusul Shanghai SE Composite Cina 0,76%, Hang Seng Hong Kong 0,02%, Kospi Korea Selatan 0,54%, Nifty 50 India 0,06%, Taiex Taiwan 0,03%, ASX 200 Australia 0,20%. Tetapi pelemahan pada indeks Strait Times Singapura 0,20%, FTSE Bursa Malaysia 0,09%.
Penguatan sebagian besar indeks saham Asia menyusul penguatan sejumlah indeks utama di AS dan Eropa pada penutupan semalam. Indeks Dow Jones Industrial menguat 0,18%, S&P 500 menguat 0,47% dan Nasdaq Composite 0,90%. Di Eropa, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,25%, Dax Jerman 0,36%, tetapi pelemahan pada CAC 40 Perancis sebesar 0,31%.
Penguatan ditopang kinerja sejumlah perusahaan teknologi yang masih cukup baik pada kuartal III. Facebook melaporkan pendapatan sepanjang Juli-September mencapai Us$ 29,01 miliar atau Rp 410 triliun, ini di bawah ekspektasi pasar US$ 29,57 miliar atau Rp 418 triliun. Meski demikian, perusahaan berhasil mencapai target penggunaan aktif sebanyak 1,93 miliar per hari.
Raksasa produsen mobil listrik Tesla sebelumnya juga melaporkan pendapatan yang memuaskan. Perusahaan mengantongi pendapatan US$ 13,76 miliar atau Rp 194 triliun, di atas perkiraan pasar US$ 13,63 miliar atau Rp 192 triliun.
Netflix pada pekan lalu juga melaporkan pendapatan US$ 7,48 miliar atau Rp 105 triliun, tepat pada target yang diperkirakan pasar. Perusahaan juga melaporkan adanya penambahan 4,4 juta pelanggan baru sepanjang Juli-September, ini lebih tinggi dari ekspektasi 3,84 juta pelanggan baru.
Di sisi lain, Ariston juga mengatakan pasar masih mewaspadai kenaikan inflasi karena kenaikan harga energi yang bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi global. "Isu ini bisa mendorong pelaku pasar menahan diri masuk ke aset berisiko," kata Ariston.
Senada dengan Ariston, analis pasar uang Bank Mandiri memperkirakan rupiah berpotensi menguat ke level Rp 14.133, dengan potensi pelemahan Rp 14.198 per dolar AS. Meski demikian, ia belum melihat adanya sentimen yang signifikan dari dalam negeri.
"Pasar akan mengamati perkembangan global, terutama terkait dengan pergerakan indeks USD, imbal hasil UST, dan harga-harga komoditas," kata Rully kepada Katadata.co.id.
Berdasarkan data treasury.gov, yield atau imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun masih tertahan di atas 1,6% sejak perdagangan pekan lalu. Namun pada Senin (25/10) yield US Treasury berada di posisi 1,64%, mulai turun sejak mencapai 1,68% pada akhir pekan lalu.