Sri Mulyani: Anggaran PEN Tahun Depan Rp 414 T Masih Berpotensi Naik
Pemerintah mengalokasikan anggaran Covid-19 melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun depan sebesar Rp 414 triliun. Namun, nilai tersebut masih berpotensi bertambah seperti yang dilakukan pemerintah pada tahun ini.
"Anggaran PEN tahun depan Rp 414 triliun, tapi sama dengan 2021 dulu kita mulanya Rp 356 triliun kemudian menjadi Rp 744,77 triliun bergitu perubahan terjadi akibat Delta dan lain-lain," kata Sri Mulyani kepada media, Jumat (31/12).
Anggaran PEN tahun ini telah naik lebih dari dua kali lipat dari semula yang diusulkan sebesar Rp 356,5 triliun menjadi Rp 744,44 triliun. Kenaikan signifikam terutama saat varian Delta melonjak di awal kuartal ketiga lalu. Sekalipun anggaran PEN jumbo, namun penyerapannya lambat, baru mencapai 71,88% atau Rp 535,38 triliun di sisa sepekan terakhir 2021.
Meski anggaran Covid-19 tahun depan lebih kecil, Sri Mulyani mengatakan, beberapa program seperti bantuan kesehatan dan bantuan sosial masih dipertahankan. Anggaran kesehatan tahun depan dipatok sebesar Rp 117,9 triliun.
"Dari anggaran PEN tahun depan itu sudah dimasukkan di situ berbagai program, seperti kesehatan terutama untuk vaksin booster dan berbagai tagihan pembayaran pasien," kata Sri Mulyani.
Anggaran kesehatan ini termasuk untuk pembayaran insentif tenaga kesehatan, pembelian obat Covid-19 hingga mendukung program 3T (testing, tracing dan treatment).
Selain kesehatan, anggaran Covid-19 tahun depan juga dipakai untuk perlindungan sosial sebesar Rp 154,8 triliun. Sri Mulyni mengatakan beberapa bansos yang masih akan dilanjutkan tahun depan terutama yang sudah standar seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sembako.
"Tapi kami juga akan menambah untul pedagang kaki lima (PKL) seperti yang kemarin disampaikan pak Airlangga. Dan juga untuk beberapa yang sifatnya kredit usaha dalam hal ini KUR," kata dia.
Penyaluran bantuan kepada PKL dan warung dilanjutkan tahun depan kepada 1 juta penerima sebesar Rp 1,2 juta. Selain itu subsidi KUR sebesar 3% juga akan dilanjutkan selama paruh pertama tahun depan, sehungga tingkat suku bunga KUR tahun 2022 tetap sebesar 6%. Plafon KUR juga ditingkatkan seiring tingginya permintaan, dari Rp 285 triliun menjadi Rp 373,13 triliun.
Meski demikian, Sri Mulyani juga mengatakan pemerintah akan berhati-hati dalam pemberian insentif subsidi KUR tahun depan. Ia mengatakan Presiden sudah memperingatkan langsung agar perbankan menyalurkan subsidi KUR kepada debitur baru dengan tujuan menjangkau lebih banyak sektor usaha kecil yang mendapat keringanan.
"Presiden minta agar bank-bank tidak mengalihkan para peminjaman biasa (debitur eksisting) untuk menerima KUR. Bukan itu tujuannya tetapi mencari klien baru," kata Sri Mulyani.
Selain untuk kesehatan dan perlindungan sosial, anggaran PEN tahun depan juga dipakai untuk bantuan kepada dunia udaha melalui pos penguatana pemulihan ekonomi. Anggaran di klaster ini sebesar Rp 141,4 triliun, terutama untuk memberi dukungan kegiatan infrastrultur, pariwisata, ketahanan pangan, dukungan UMKM dan korporasi, serta insentif perpajakan.