Kemenkeu: Pemulihan Ekonomi Jadi Faktor Utama Pemicu Kenaikan Harga
Kementerian Keuangan menyebut kenaikan harga komoditas global yang banyak dipengaruhi oleh perang di Ukraina belum banyak mempengaruhi inflasi di dalam negeri. Kenaikan inflasi pada Maret lalu terutama disebabkan adanya kenaikan permintaan seiring pemulihan ekonomi.
"Dampak dari kenaikan harga (komoditas) sudah mulai terlihat, tetapi memang belum terlalu tinggi. Tidak setinggi yang dirasakan beberapa negara lainnya," kata Analis Kebijakan Ahli Pertama Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Johan Z. Kasim dalam diskusi virtual, Kamis (14/4).
Inflasi pada bulan lalu tercatat sebesar 2,64% secara tahunan, naik dibandingkan bulan sebelumnya 2,06%. Capaian ini menurut Johan masih stabil jika dibandingkan beberapa negara, seperti Amerikake 8,5% juga India sebesar 6,95% pada periode Maret 2022.
Kenaikan inflasi memang sudah mulai terlihat, tetapi penyebabnya lebih banyak dipengaruhi karena pemulihan konsumsi masyarakat. Beberapa jenis kelompok pengeluaran yang sempat tertahan pada saat gelombang Omicron kini mencatat kenaikan inflasi. Hal ini mengindikasikan permintaan meningkat seiring mobilitas yang longgar serta optimisme masyarakat yang meningkat.
"Tapi tidak menutup kemungkinan memang faktor bahwa tekanan harga khususnya di energi sudah mulai masuk seperti terlihat harga transportasi yang meningkat sejak beberapa bulan terakhir," kata Johan.
Sekalipun ada tanda-tanda kenaikan inflasi, Johan masih optimistis inflasi masih akan berada di sasaran target tidak melampaui 4%. Adanya perubahan kebijakan seperti kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% pun menurutnya memiliki pengaruh yang relatif kecil ke inflasi.