Kenaikan PPN dan Pertamax akan Dorong Inflasi April Lampaui 3%

Abdul Azis Said
12 April 2022, 07:05
PPN, inflasi
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc.
Sales Area Manager Retail Bandung PT. Pertamina Sylvia Grace Yuvenna (kedua kanan) meninjau petugas dalam mengisi BBM pada unit Pertashop di Gununghalu Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). PT. Pertamina (Persero) meresmikan Pertashop berkapasitas 3 KL yang menyediakan BBM jenis Pertamax, Bright Gas dan Pelumas Pertamina guna memenuhi akses energi ke masyarakat desa terhadap BBM harga yang sama dengan SPBU serta dapat membantu memajukan perekonomian desa.

Kenaikan harga-harga barang dan jasa akibat sejumlah faktor akan mendorong kenaikan inflasi yang diramal bisa melampaui 3% secara tahunan (YoY) pada April 2022 atau di atas realisasi bulan sebelumnya yang berada di level 2,64%. Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai atau PPN hingga harga BBM jenis Pertamax menjadi pemicu lonjakan inflasi.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan inflasi akan di atas 1% secara bulanan, dan lebih dari 3% secara tahunan. Kenaikan inflasi ini dipengaruhi beberapa faktor yang terjadi bersamaan, di samping periode musiman menjelang lebaran.

Advertisement

"Kalau untuk PPN-nya sendiri tidak begitu besar hanya 0,15% tapi kalau digabung dengan kenaikan Pertamax itu kontribusinya bisa 0,3%-0,4%," kata David kepada Katadata.co.id, Senin (11/4).

Di samping dua faktor tersebut, kenaikan harga konsumen bulan ini terpengaruh ekspektasi kenaikan inflasi. Konsumen khawatir sejumlah kebutuhan dan jasa masih akan naik di paruh kedua mendatang sehingga ada kecenderungan permintaan akan meningkat.

David menyebut beberapa wacana kenaikan harga barang dan jasa seperti tarif tol, LPG 3 Kg, pertalite hingga pembatasan subsidi pupuk telah mengerek kenaikan ekspektasi inflasi. Kondisi ini bisa membuat inflasi tinggi masih akan bertahan sampai paruh kedua.

Di samping itu, inflasi harga pangan juga berpeluang masih bertahan tinggi karena kenaikan harga pupuk sebagai dampak perang. Kenaikan harga pangan yang terjadi saat ini sebetulnya cerminan dari produksi pangan akhir tahun lalu, belum merefleksikan kenaikan harga pupuk saat ini. Sehingga inflasi komoditas pangan diperkirakan masih tinggi sampai semester dua.

Sampai saat ini ia melihat inflasi keseluruhan tahun kemungkinan masih di batas atas target bank sentral mendekati 4%. "Tapi kita tidak tahu semester dua akan seperti apa karena kemungkinan kenaikan pertalite dan lain-lain, kalau misalkan itu naik kelihatannya inflasi akan di atas batas atas target BI 4%," kata David.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement