Larangan Ekspor CPO Menahan Efek Ramadan, Ekonomi Diramal Tumbuh 5%

Abdul Azis Said
26 April 2022, 19:06
ekonomi kuartal II, ramadan, larangan ekspor cpo, cpo, ekonomi, lebaran
ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.
Ilustrasi. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua masih berpotensi mencapai 5%.

Momentum Ramadan dan Lebaran akan mendongkrak konsumsi masyarakat pada kuartal kedua tahun ini dan berpotensi mendorong ekonomi kuartal II tumbuh 5%. Namun, larangan ekspor olahan minyak mentah kelapa sawit (CPO) berpotensi menahan laju konsumsi karena dapat mengganggu daya beli jutaan petani kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua masih berpotensi mencapai 5%. Salah satu pendorongnya, yakni peningkatan dari sisi konsumsi rumah tangga seiring momentum Ramadan dan Lebaran. Ini juga sejalan dengan kegiatan mudik yang akan dilakukan jutaan masyarakat setelah dua tahun sebelumnya dilarang. 

Advertisement

"Peningkatan konsumsi ini merupakan cerminan mobilitas masyarakat yang semakin baik, confident yang makin baik dan belanjanya juga makin kuat. Apalagi ekonomi kita memang kan paling penting dari komponen konsumsi domestik," kata David kepada Katadata.co.id, Selasa (26/4). 

Ia menilai, mudik juga dinilai menjadi sarana distribusi pertumbuhan ekonomi di daerah. Banyak pekerja di ibu kota atau di kota-kota besar yang kemudian mudik dan membelanjakan uangnya di daerah. 

Perekonomian di daerah wisata seperti Bali dan Yogya juga diperkirakan makin kuat. Hal ini karena pilihan masyarakat untuk berlibur ke luar negeri saat cuti lebaran cenderung masih terbatas sehingga lebih memilih destinasi domestik.

Meski demikian, David khawatir konsumsi masyarakat di luar Jawa khususnya di daerah penghasil CPO seperti Sumatera dan Kalimantan akan tertekan. Hal ini seiring adanya larangan ekspor produk olahan CPO yang rencananya akan dimulai 28 April mendatang.

Imbas dari rencana larangan ekspor tersebut telah membuat harga tandan buah segar anjlok (TBS). Hal ini akan memberi dampak yang cukup besar ke petani. "Kalau larangan ekspor ini terlalu lama, maka akan ada penurunan daya beli," kata David.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement