PMI Manufaktur Indonesia Terus Naik, Indeks Lapangan Kerja Cetak Rekor
Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia meningkat ke level 51,9 pada April 2022 dari level 51,3 pada bulan sebelumnya terdongkrak peningkatan permintaan seiring momentum Ramadan. Pembukaan lapangan kerja bahkan tercatat berada pada indeks tertinggi sepanjang sejarah, setidaknya dalam 11 tahun terakhir.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerin Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan, peningkatan PMI manufaktur menunjukkan efektivitas bauran kebijakan penanganan pandemi Covid-19 serta kecepatan vaksinasi yang semakin baik memberikan kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas selama Ramadan dan menjelang Idulfitri.
"Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh dunia bisnis. Bersama dengan penguatan ekspor, penguatan sektor manufaktur ini diharapkan dapat mendukung semakin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022,” kata Febrio dalam siaran pers, Kamis (5/5).
Menurut dia, pemulihan ekonomi akan terus terjaga didukung oleh penguatan permintaan pada bulan Ramadan dan hari raya Idulfitri sejalan dengan kebijakan cuti bersama dan mudik Lebaran. Permintaan ekspor atas produk manufaktur Indonesia khususnya produk berbasis komoditas juga meningkat pada April meski dihadapkan pada tekanan geopolitik. Hal ini ini tercermin dari pertumbuhan ekspor yang mencapai 35,2% pada kuartal I 2022.
Febrio mengatakan, permintaan yang meningkat selama Ramadan mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan membuka lapangan kerja baru dan menambah persediaan. Pembukaan lapangan kerja tercatat berada pada indeks tertinggi sepanjang sejarah, setidaknya dalam 11 tahun terakhir.
Selain itu, menurut dia, pembelian pasokan juga terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi yang diprediksi masih terus bertahan di masa pemulihan ekonomi. Febrio berharap tren ini diharapkan dapat terus berlanjut sehingga efek pengganda dari pemulihan sektor manufaktur kepada perbaikan kondisi ekonomi secara keseluruhan dapat terus meningkat secara berkelanjutan dan inklusif.
Adapun pelaku usaha industri manufaktur Indonesia secara umum masih optimis dengan laju ekspansi ke depan. Penguatan konsumsi masyarakat serta permintaan ekspor diharapkan tetap berada pada tren positif dalam beberapa waktu ke depan. Meskipun demikian, tekanan harga yang meningkat akan menjadi risiko utama bagi keberlanjutan laju ekspansi manufaktur dunia, termasuk Indonesia.
“Agar keberlanjutan penguatan konsumsi dan produksi tetap terjaga di tengah tekanan harga, pemerintah hadir baik melalui intervensi harga dan nonharga, seperti perlindungan sosial untuk masyarakat miskin hingga koordianasi untuk menjaga pasokan, kata Febrio.
Pemerintah melalui APBN, menurut dia, juga terus mendukung keberlanjutan program PC PEN, seperti penanganan kesehatan melalui percepatan vaksinasi dan booster, perlindungan masyarakat melalui PKH, sembako, BLT Desa, serta penguatan pemulihan ekonomi melalui insentif pariwisata, infokom, dukungan UMKM, dan insentif perpajakan.