Rupiah Diramal Melemah Tertekan Ekspektasi Kenaikan Bunga The Fed
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 25 poin ke level Rp 14.530 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah diramal berbalik melemah di tengah masih cukup kuatnya sentimen pengetatan moneter oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah dari posisi pembukaan ke arah Rp 14.536 hingga pukul 09.45 WIB. Namun, posisi ini masih menguat dibandingkan penutupan kemarin di level Rp 14.555 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat terhadap dolar AS pagi ini. Peso Filipina menguat paling besar yakni 0,26% disusul yuan Cina 0,25%, rupee India 0,18%, dolar Singapura 0,14%, dolar Taiwan 0,11% , yen Jepang 0,04% dan ringgit Malaysia 0,02%. Sebaliknya, baht Thailand melemah 0,10% bersama won Korea Selatan 0,07% , sementara dolar Hong Kong stagnan.
Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan tertekan ke kisaran Rp 14.580, dengan potensi support di kisaran RP 14.500 per dolar AS. Pelemahan rupiah masih akan dibayangi sentimen pengetatan moneter di Amerika Serikat.
"Pasar masih dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif, ekspektasi ini masih bisa mendorong penguatan dolar AS," kata Ariston, Rabu (11/5).
The Fed pada pertemuan pekan lalu mengumumkan kenaikan bunga acuan sebesar 50 bps, lebih besar dibandingkan kenaikan pertama pada pertemuan Maret sebesar 25 bps. Selain itu, The Fed juga akan mulai mengurangi kepemilikan aset dalam neracanya.
Ariston mengatakan, sentimen ini diperkuat oleh komentar lima pejabat The Fed yang kembali mempertegas dukungan terhadap pengetatan lebih lanjut pada pertemuan The Fed berikutnya. "Mereka mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin di rapat bulan Juni dan Juli," ujarnya.
Adapun dari dalam negeri, menurut Ariston, sentimen buy on dip diharapkan bisa bisa membantu menahan agar pelemahan tidak terlalu dalam. Ini merupakan fenomena di mana harga yang rendah mengundang investor masuk untuk mendapatkan peluang rebound.
Sementara itu, Analis Bank Mandiri Rully A Wisnubroto memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.522 hingga Rp 14.576 per dolar AS. Menurutnya, volatilitas pasar sudah mulai mereda terlihat dari penguatan indeks dolar AS yang mulai terbatas.
“Tetapi memang belum ada sentimen positif yang mendukung rupiah,” ujarnya kepada Katadata.co.id
Sementara, analis DCFX Lukman Leong menyebut rupiah masih masih akan didikte oleh pergerakan dolar AS dengan kecenderungan menguat terbatas di rentang Rp 14.450 - Rp 14.600 per dolar AS. Sentimen yang mempengaruhi yakni penantian pasar terhadap rilis data inflasi AS yang akan dirilis hari ini.